WahanaNews.co | Pertempuran sengit dikabarkan terjadi di kota Lysychansk, Ukraina, dalam ‘episode kekinian’ invasi Rusia.
Kelompok milisi yang disokong Rusia mengklaim mereka telah mengepung kota yang berada di wilayah Ukraina timur tersebut.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Namun, pemerintahan Ukraina yang berpusat di Kyiv membantah klaim milisi pro-Rusia tersebut.
Sebagai informasi, Lysychansk, adalah kota besar terakhir di region Lugansk yang masih di tangan Ukraina.
Lokasinya berada di seberang sungai dari kota Severodonetsk yang telah diduduki Rusia pekan lalu.
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
"Pertempuran berkecamuk di sekitar Lysychansk ... Kota itu belum dikepung dan berada di bawah kendali tentara Ukraina," ujar Juru Bicara Garda Nasional Ukraina, Ruslan Muzytchuk via saluran televisi seperti dikutip dari AFP, Sabtu (2/7).
Sebelumnya, pada hari yang sama, juru bicara milisi pendukung Rusia, Andrei Marotchko mengatakan kepada kantor berita TASS, " Lysychansk sudah betul-betul dikepung."
Pengumuman itu seiring rudal-rudal bertubi-tubi menghujani sejumlah wilayah Ukraina, dan telah menewaskan puluhan.
Salah satunya roket-roket yang menghantam gedung permukiman di Solvianks, pusat wilayah Donbas pada Jumat (1/7) lalu.
Dalam peristiwa tersebut seorang perempuan terbunuh, dan suaminya terluka.
Sementara itu, pada hari yang sama, serangan roket ke kota pesisir Sergiyvka menghantam resor di wilayah selatan kota tersebut. Setidaknya 21 tewas, dan puluhan terluka saat roket menghantam gedung-gedung apartemen dan sebuah pusat rekreasi di wilayah itu.
Salah satu korban tewas di Sergiyvka itu, diumumkan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, pada Jumat malam, adalah seorang bocah laki-laki berusia 12.
"Saya tekankan: ini adalah tindakan teror Rusia yang disengaja dan bertujuan," kata Zelensky.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin menolak armada pasukan bersenjatanya bertanggung jawab atas serangan tersebut. [gun]