WahanaNews.co | Meningkatkan jumlah pasokan senjata Barat ke Ukraina hanya akan membuat Rusia melakukan lebih banyak misi di lapangan. Hal itu diungkapkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.
Berbicara pada konferensi pers, Lavrov mengklaim bahwa posisi Barat dalam hal situasi di Ukraina benar-benar kontraproduktif dan berbahaya.
Baca Juga:
Korem 042/Gapu Gelar Apel Pasukan Pengamanan Kunjungan Kerja Wapres ke Jambi
“Semakin banyak senjata dipompa ke Ukraina, semakin lama konflik ini akan berlangsung, semakin lama penderitaan rezim Nazi, yang didukung oleh ibu kota Barat, akan berlangsung,” katanya seperti disitir dari Russia Today, Rabu (29/6/2022).
Dalam konteks ini, Lavrov mengomentari politisi Ukraina dan Barat.
“Saya mengatakannya untuk menekankan fakta bahwa semakin lama senjata dipasok, yang dirancang untuk memperpanjang konflik, memperpanjang penderitaan warga sipil yang terus-menerus hidup di bawah pengeboman oleh gerakan neo-Nazi Ukraina, semakin banyak misi yang akan kami lakukan di tanah,” ujar Lavrov.
Baca Juga:
G7 Sepakat untuk Bangun Dunia Bebas Nuklir
Dia menambahkan bahwa misi ini akan selesai.
Sedangkan terkait tuduhan rudal Rusia menghantam pusat perbelanjaan di kota Kremenchuk Ukraina, Lavrov merujuk pada pernyataan sebelumnya oleh Kementerian Pertahanan Rusia yang menyatakan bahwa militer menargetkan hanggar dengan senjata serta amunisi Amerika dan Eropa.
Lavrov menekankan bahwa detonasi membakar pusat perbelanjaan yang kosong.
Pernyataan Lavrov datang ketika para pemimpin G7 setuju untuk terus mendukung Ukraina, baik secara militer maupun finansial, selama yang dibutuhkan. [qnt]