WahanaNews.co | Umat Muslim di Ukraina menyambut Ramadan di tengah kecamuk perang.
Situasi perang tentu saja menyulitkan mereka menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan.
Baca Juga:
PLN Gelar Ramadan Electric Food Fest 2022 Dorong Electrifying Lifestyle
Sebab, sejumlah infrastruktur hancur sehingga mengganggu ketersediaan pasokan bahan pokok.
"Mendapatkan air pun sulit. Ibadah selama Ramadan akan sulit,” ucap Sheikh Said Ismagilov, seorang mufti Ukraina, dalam sebuah video diskusi bertajuk “Apa betul Naziisme berkembang di Ukraina?”.
Diskusi itu digelar Center of Communication Crisis and Conflict (C4) Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sahid (Usahid) Jakarta dan Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI), belum lama ini.
Baca Juga:
Ada-ada Saja, Pura-Pura Sahur On The Road Polisi Tertibkan 60 Remaja
Selain Sheikh Said Ismagilov, turut hadir Vasyl Hamianin Dubes Ukraina untuk Indonesia, Sheikh Aider Rustemov Mufti komunitas Islam Crimea Tartar dan Romo Andrii Zelinskyi yang berasal dari Gereja Katolik Yunani.
Berdasarkan agama, populasi Ukraina didominasi oleh Kristen Ortodoks.
Orang Islam di Ukraina berjumlah sekitar 4% dari keseluruhan jumlah penduduknya. Kebanyakan mereka adalah kaum Tatar Krimea dan tinggal di semenanjung Krimea.