Lebih dari ratusan serangan pun diluncurkan Israel membalas gempuran Hamas. Kementerian Dalam Negeri Palestina menyebut sebagian besar target merupakan "menara, bangunan tempat tinggal, fasilitas sipil, layanan, dan banyak masjid."
Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan telah mengubah 83 sekolah mereka di Gaza menjadi tempat penampungan sementara. Per Senin, UNRWA melaporkan kapasitas sekolah telah terisi 90 persen, dengan lebih dari 137 ribu orang berlindung di sana.
Baca Juga:
Di Tengah Konflik Panjang, Ini Rahasia Israel Tetap Berstatus Negara Maju dan Kaya
Tidak seperti kota-kota di selatan Israel, wilayah Gaza tak punya tempat berlindung dari bom atau bunker khusus untuk warga sipil.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa situasi kemanusiaan di Gaza sudah "sangat mengerikan sebelum konflik ini" dan sekarang "hanya akan memburuk secara eksponensial."
Sementara itu, Human Rights Watch (HRW) mengkritik blokade Israel. HRW menyebut blokade semacam itu adalah bentuk "kejahatan perang."
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
Program Pangan Dunia menyatakan pada Minggu (8/10) bahwa sebagian besar toko di Gaza cuma punya stok makanan untuk satu bulan. Stok ini "berisiko habis cepat karena orang-orang menimbun makanan imbas takut akan konflik yang berkepanjangan."
Pemadaman listrik berkepanjangan juga membuat makanan berpotensi busuk.
Jalur Gaza menjadi sasaran serangan udara Israel dalam berbagai konflik sejak pasukan Israel menarik diri dari wilayah itu pada 2005. Pertempuran kerap pecah antara Israel dan faksi-faksi Palestina di Gaza, termasuk Hamas dan Jihad Islam.