WahanaNews.co | Warga Prancis yang tak mau divaksinasi sepertinya harus bersiap-siap menghadapi hidup yang sulit.
Presiden Perancis Emmanuel Macron mengancam akan mempersulit hidup warga yang tak mau divaksinasi. Selasa (4/1/2022), Emmanuel kembali memperingatkan warganya yang belum divaksinasi Covid-19 hingga saat ini.
Baca Juga:
Presiden Prancis Bubarkan Majelis Nasional Pasca Kekalahan Partai
Dia mengancam akan membuat sulit warga yang tidak mau divaksinasi dengan membatasi akses ke aspek-aspek penting kehidupan di Perancis.
"Untuk yang tidak divaksinasi, saya benar-benar ingin merepotkan mereka. Dan kami akan terus melakukan ini, sampai akhir. Ini adalah strateginya," kata Marcon kepada surat kabar Le Parisien dalam sebuah wawancara.
Diberitakan Kantor Berita AFP, Rabu (5/1/2022), Marcon menambahkan pembatasan yang dia maksud berarti membatasi sebanyak mungkin akses warga tersebut ke aktivitas dalam kehidupan sosial.
Baca Juga:
Dituding Transgender, Gugatan Ibu Negara Prancis Gugur
Komentar Macron ini muncul ketika Pemerintah Perancis berupaya mendorong undang-undang parlemen yang akan mewajibkan vaksinasi untuk menikmati kegiatan budaya, menggunakan perjalanan kereta antarkota, atau mengunjungi kafe mulai 15 Januari 2022.
Namun, sebelumnya, Presiden Prancis itu telah mengatakan bahwa dirinya tidak akan memenjarakan warga yang tidak divaksinasi Covid-19 dan tidak akan memvaksinasi mereka secara paksa.
"Jadi, kami harus memberi tahu mereka, mulai 15 Januari, Anda tidak akan bisa lagi pergi ke restoran. Anda tidak lagi bisa pergi minum kopi, Anda tidak bisa lagi pergi ke teater. Anda tidak akan bisa lagi pergi ke bioskop," katanya.
Di sisi lain, Kepala partai republik sayap kanan di majelis tinggi senat, Bruno Retailleau menuding Macron terlalu jauh memperingati warganya berkaitan dengan Covid-19.
Menurut lawan politik Macron itu, Presiden terkesan sangat membenci warganya.
"Tidak ada keadaan darurat kesehatan yang membenarkan kata-kata seperti itu," kata Bruno Retailleau.
"Emmanuel Macron mengatakan dia telah belajar untuk mencintai Prancis, tetapi tampaknya dia sangat suka membenci mereka. Kami dapat mendorong vaksinasi tanpa menghina siapa pun atau mendorong mereka ke radikalisasi," imbuhnya. [bay]