WahanaNews.co | Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendorong pemerintah untuk mengembangkan wisata medis di Tanah Air.
Selain memberikan kemudahan kepada warga Indonesia untuk berobat di dalam negeri sehingga tidak perlu lagi berobat ke luar negeri, pengembangan wisata medis juga bisa dilakukan untuk menarik minat warga dari negara lainnya datang ke Indonesia dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya.
Baca Juga:
Pemerintah Anggarkan Rp 99,5 Triliun untuk THR dan Gaji ke-13 ASN Tahun 2024
Medical Tourism Index 2020-2021 mencatat hanya beberapa negara Asia Tenggara yang masuk dalam peringkat wisata medis unggulan. Antara lain, Singapura (nomor 2), Thailand (nomor 17), dan Filipina (nomor 24). Sedangkan Indonesia belum berhasil masuk 46 besar.
Hal ini sangat ironis, mengingat riset Patients Beyond Borders memperlihatkan warga Indonesia sangat gemar berobat ke luar negeri.
"Peningkatannya cukup tajam, dari 350 ribu warga yang berobat ke luar negeri di tahun 2006 menjadi 600 ribu di tahun 2015. Total pengeluaran per tahun yang dikeluarkan penduduk Indonesia untuk berobat ke luar negeri bisa mencapai USD 11,5 miliar, 80 persennya dihabiskan di Malaysia," ujar Bamsoet usai menerima pengurus Observasi Kesehatan Indonesia (Obkesindo), di Jakarta, Jumat, 29 Juli 2022.
Baca Juga:
Pengelolaan Keuangan Pemkab Tapteng, Ada Potensi Merugikan Keuangan Negara
Pengurus Obkesindo yang hadir antara lain, Abidinsyah Siregar, Ben Y Rimba, HM Joni, dan Adriyati Rafly.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, selain karena biayanya yang lebih murah dan pelayanannya lebih nyaman, warga Indonesia memilih berobat ke luar negeri karena alat kesehatannya yang sangat lengkap.
Padahal dengan sumber daya manusia dan sumber daya rumah sakit yang dimiliki, Indonesia sebetulnya bisa menjadi tuan rumah bagi warganya dalam berobat.