WahanaNews.co | Belum lama ini, Indonesia dihebohkan dengan kasus Antraks pada hewan di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), termasuk juga yang di Kulonprogo.
Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) melaporkan ada 93 warga Gunungkidul positif terpapar antraks.
Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul juga melaporkan satu warga meninggal akibat antraks.
“Setelah kami telusuri dan menggali informasi dari masyarakat di Semanu, hanya ada satu orang yang meninggal akibat antraks,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Gunungkidul Sidig Hery Sukoco, Rabu (5/7/2023).
Mengenal Antraks
Baca Juga:
Korupsi APD Kemenkes, KPK Ungkap Satu Tersangka Beli Pabrik Air Minum Kemasan Rp60 Miliar
Antraks sendiri merupakan penyakit infeksi yang menular dari hewan ternak pemakan rumput, seperti sapi, kambing, domba, dan kuda.
Penyakit ini disebabkan oleh Bacillus anthracis, sebuah bakteri yang hidup di tanah.
Antraks dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan cara penularannya, yakni antraks kulit (menular melalui luka terbuka), antraks pencernaan (menular melalui daging hewan yang terinfeksi antraks), dan antraks pernapasan (menular melalui serbuk (spora) bakteri antraks yang terhidup).
Melansir laman resmi Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, spora bakteri antraks dapat bertahan bahkan sampai puluhan tahun di tanah dan hanya mati oleh pemanasan pada temperatur 100 derajat celcius selama 20 menit atau pemanasan kering 140 derajat celcius selama 30 menit.
Tanda Antraks pada Hewan
Baca Juga:
Kemenkes: Dampak Pestisida Sistemik pada Anggur Muscat Bisa Bertahan Meski Dicuci
Masih mengutip dari sumber yang sama, penyakit antraks pada kambing bersifat per akut atau akut.
Pada kasus per akut, kambing dapat mendadak jatuh, sesak nafas, gemetar, kejang, lalu mati dalam beberapa menit atau jam.
Sedangkan pada kejadian akut, ditandai dengan demam tinggi hingga mencapai 41,5 derajat celcius, gelisah, depresi, sukar bernapas, dan detak jantung cepat tetapi lemah.
Selain itu pada kasus akut, selaput lendir mulut serta mata kambing yang terinfeksi menjadi merah tua.
Hewan yang terkena antraks juga seringkali mengalami diare berdarah dan air seni berubah warna menjadi merah hingga berdarah.
Sementara itu, bangkai hewan yang terkena antraks ditandai dengan adanya darah yang keluar dari lubang-lubang kumlah seperti mulut, telinga, hidung, dan anus. Biasanya, limpa bangkai hewan tersebut membesar dan berwarna merah kehitaman.
[Redaktur: Zahara Sitio]