WahanaNews.co, Jakarta - Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) menjadi salah satu penyakit paling umum dan bisa mengakibatkan kematian.
Mengutip Laporan Kinerja 2022 Kementerian Kesehatan RI, ISPA adalah penyakit yang menyerang organ pernapasan dari hidung sampai alveoli dan organ adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, dan pleura).
Baca Juga:
Imbas Hilirisasi, Bahlil Sebut 54 Persen Warga Morowali Kena Asma
Gangguan pernapasan ini merupakan salah satu dari 10 penyakit terbanyak di fasilitas pelayanan kesehatan, mulai dari yang paling ringan (seperti rhinitis) hingga penyakit yang dapat menyebabkan wabah atau pandemi (seperti influenza), dan yang menyebabkan kematian (yaitu pneumonia).
Sementara berdasarkan data dua bulan terakhir pada 2023 ini, penderita ISPA meningkat dari 99.130 kasus pada Mei 2023 menjadi 102.475 kasus pada Juni, seperti yang dilansir dari Antara pada Jumat (11/8/2023).
Lebih lanjut, artikel ini akan menunjukkan langkah-langkah yang perlu Anda lakukan untuk mencegah ISPA dengan mengenal penyebabnya terlebih dahulu.
Baca Juga:
Biaya Pengobatan Penyakit Pernapasan Akibat Polusi Udara Mencapai Triliunan Rupiah untuk BPJS
Penyebab ISPA
Ada lebih dari 300 jenis mikroorganisme sebagai penyebabnya, seperti virus, bakteri, atau jamur. Virus adalah penyebab paling umum dari penyakit menular pernapasan ini.
Dikutip dari Health ACT, virus penyebab ISPA yang umum, seperti: Virus influenza Virus pernapasan syncytial (RSV) Rhinovirus, virus parainfluenza Adenovirus Human metapneumovirus (HMPV) Enterovirus SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19.
Sementara, bakteri berukuran mikro yang paling sering menyebabkan ISPA, yaitu Streptococcus dan Staphylococcus. Mengutip buku "Penyakit Menular" (2001) oleh Agnestya Widyarati, polusi udara juga dapat menyebabkan ISPA.
Bahkan, penyakit ISPA di Indonesia identika dengan kondisi udara yang kotor karena polusi yang meningkat.
Anak-anak usia 0-14 tahun adalah kelompok umur yang paling rawan mengidap ISPA akibat polusi udara.
Paparan gas nitrogen dioksida adalah poliutan yang paling sering menyebabkan anak menderita gangguan pernapasan ini yang memerlukan pemeriksaan di rumah sakit.
Penyakit ISPA ditandai dengan kejadian singkat atau muncul secara tiba-tiba dan sangat mudah menular ke siapa saja terutama pada kelompok rentan, yaitu bayi, balita, dan lansia.
Penyakit ISPA merupakan masalah kesehatan yang paling sering terjadi dan bisa menyerang orang dari segala usia.
Oleh karena itu, segala penyebab penyakit ISPA tidak boleh diabaikan.
Macam cara mencegah ISPA
Dilansir dari Health dan buku "Penyakit Menular" (2001) oleh Agnestya Widyarati, cara mencegah ISPA, yaitu sebagai berikut:
-Tetap di rumah saat sakit
Jika Anda merasakan gejala ISPA, Anda harus tetap tinggal di rumah dan meminimalkan kontak dengan orang lain sampai merasa jauh lebih baik untuk mencegah penyebaran penyakit ke orang lain.
Anda harus melakukan ini bahkan jika hasil tes Covid-19 negatif.
-Menjaga kebersihan pernapasan
Anda harus mencuci tangan secara teratur selama 20-30 detik setiap kali sebelum dan sesudah makan, sesudah dari toilet, dan sebelum menyentuh area wajah.
Anda bisa menggunakan alkohol minimal 60 persen, jika tidak ada sabun dan air untuk mencuci tangan.
Selain itu, Anda harus menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan kotor.
Saat batuk dan bersin, Anda harus menutupi mulut dan hidung Anda dengan tisu atau posisikan ke siku. Lalu, segera buang tisu bekas ke tempat sampah dan cuci tangan.
Untuk menjaga sirkulasi udara yang Anda hirup bersih, Anda bisa membuka jendela atau gunakan AC di dalam ruangan, jika cuaca memungkinkan.
-Imunisasi
Beberapa vaksin tersedia untuk mencegah infeksi penyakit yang menyerang saluran pernapasan dari usia dini.
Anda perlu mengikuti informasi terkini seputar imunisasi untuk penyakit pernapasan. Vaksin yang dapat mencegah ISPA, meliputi vaksin MMR, vaksin influenza, seta vaksin Covid-19.
-Hindari menukar alat makan
Alat makan langsung menyentuh saliva orang, jadi sangat mudah menjadi media penularan gangguan pernapasan ini.
Jika alat makan digunakan oleh orang dengan ISPA, lalu Anda pakai tanpa dicuci bersih dahulu. Infeksi penyebab ISPA bisa langsung masuk ke sistem pernapasan Anda.
-Terapkan gaya hidup sehat
Gaya hidup sehat untuk mencegah ISPA, meliputi mengelola asupan makanan bergizi, olahraga teratur, dan berhenti merokok. Perbanyak konsumsi makanan kaya vitamin, terutama vitamin C untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Menurut anjuran Kementerian Kesehatan RI, masyarakat perlu olahraga atau beraktivitas fisik selama minimal 30 menit setiap hari.
Sementara, rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia yang dapat mengganggu sistem pernapasan atas atau bawah Anda. Sehingga, harus dihindari untuk menjaga kesehatan Anda secara keseluruhan.
Berdasarkan rilis WHO pada 2020, rokok membunuh lebih dari 8 juta orang setiap tahun. Sebanyak 7 juta orang meninggal merupakan perokok aktif, sedangkan 1.2 juta sisanya merupakan perokok pasif.
-Menggunakan masker
Orang berusia 12 tahun ke atas sangat dianjurkan untuk memakai masker saat memasuki ruang publik atau di tempat yang sulit untuk menjaga jarak fisik. Pemakaian masker untuk anak di bawah 12 tahun adalah kebijaksanaan anak dan orang tua atau pengasuh mereka.
Menggunakan masker Orang berusia 12 tahun ke atas sangat dianjurkan untuk memakai masker saat memasuki ruang publik atau di tempat yang sulit untuk menjaga jarak fisik.
Pemakaian masker untuk anak di bawah 12 tahun adalah kebijaksanaan anak dan orang tua atau pengasuh mereka. Disarankan memilih masker yang setidaknya memiliki level N95 yang dapat menyaring 95 persen partikel debu di udara.
Pastikan juga masker yang Anda gunakan sesuai dengan kontur wajah Anda, agar berfungsi efektif dan tidak mengganggu jalan napas Anda.
Jika Anda menunjukkan gejala ISPA, terutama jika lebih dari 3 minggu, Anda perlu periksa ke dokter. Meski, ini tidak tergolong sebagai penyakit gawat darurat.
Ciri-ciri ISPA yang umum, meliputi batuk, bersin, hidung mengelarkan cairan atau hidung berair, hidung tersumbat, dan pilek.
Dalam beberapa kasus, penderita ISPA juga mengalami bau napas, pegal linu, hiposmia (kehilangan kemampuan untuk mencium bau), mata gatal, dan sesak napas.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]