WAHANANEWS.CO, Jakarta - Asam urat kerap dialami oleh orang yang mengonsumsi daging atau alkohol secara berlebihan, sementara pengobatannya terkadang diberikan dalam dosis yang terlalu rendah sehingga kurang efektif.
Ditulis laman Channel News Asia, Minggu (28/12/2025), Tony Merriman, seorang ahli epidemiologi di Universitas Alabama di Birmingham menjelaskan bahwa asam urat pemicunya adalah paparan makanan, namun itu bukan penyebab utama asam urat.
Baca Juga:
Lutut Sakit Saat Bergerak? Ini 7 Pemicu dan Solusi Ampuhnya!
Di Amerika Serikat, kondisi ini memengaruhi lebih dari 12 juta orang dan empat kali lebih umum terjadi pada pria daripada wanita, yang kadar estrogennya yang lebih tinggi dianggap memiliki efek perlindungan.
Kondisi ini disebabkan oleh tingginya kadar urat, yang biasa disebut asam urat, dalam darah. Sebagian besar urat tersebut terbentuk selama pemecahan purin, suatu zat kimia yang secara alami terdapat dalam tubuh.
Sebagian purin juga berasal dari tumbuhan dan hewan yang kita makan. Daging merah dan udang relatif tinggi purin, tetapi purin juga ditemukan dalam kadar tinggi pada beberapa sayuran seperti bayam dan asparagus.
Baca Juga:
Pria di Dairi Tenggelam karena Asam Urat, Simak Obat Alami untuk Pencegahannya
Normalnya, ginjal menyaring urat tanpa masalah. Tetapi pada orang yang menderita asam urat, jumlah urat terlalu banyak untuk ditangani tubuh, sehingga urat mengkristal dan mengendap di persendian, seperti batu di dalam kotak roda gigi.
Seiring waktu, ini dapat mengakibatkan benjolan yang dapat mengikis persendian dan tulang, meskipun rasa sakit hanya berlangsung beberapa minggu saja.
Namun pada tahun 2018, Dr. Merriman dan rekan-rekannya menganalisis hasil tes dari 16.760 orang keturunan Eropa dan menemukan bahwa risiko terkena asam urat sebagian besar disebabkan oleh faktor genetik.