WahanaNews.co | Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang, Banten, melaporkan kasus tuberkulosis atau TBC di wilayah itu meningkat hingga 9.000 kasus.
Mayoritas penderita usia produktif antara 18 sampai 45 tahun.
"Berdasarkan data yang kita catat pada tahun 2022 lalu kurang lebih ada 8.941 atau 9.000 kasus yang kita deteksi," ujar Kepala Dinkes Kabupaten Tangerang Muchlis di Tangerang, Rabu (26/7/2023).
Jika diperkirakan, jumlah penduduk Kabupaten Tangerang 4 juta dengan prevalensi TBC 282 per 100 ribu jiwa, maka terdapat sekitar 9.000 penderita TBC dengan Batang Tahan Asam/BTA) atau dahak mengandung kuman TBC hidup yang tersebar di wilayah tersebut.
Baca Juga:
Kasus TBC Meningkat, Pemkab Dairi Gelar Rencana Aksi Eliminasi
Menurut dia, penyebab tingginya kasus TBC akibat minimnya kesadaran masyarakat pada kesehatan diri.
Selain itu, penularan masif terjadi karena masih banyak rumah-rumah warga kurang sehat.
"Sekarang permasalahannya adalah kurangnya kesadaran masyarakat dalam melakukan pengobatan TBC, ditambah dari sisi keluarga serta lingkungan sekitar," katanya.
Dia mengatakan penularan TBC hampir sama dengan Covid-19, yakni melalui percikan dahak.
"Cara penularannya persis dengan kasus Covid-19, melalui interaksi langsung dengan penderita atau melalui air liur itu," jelasnya.
Karena itu, masyarakat yang mempunyai gejala TBC seperti batuk berdahak dua pekan atau lebih itu segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan.
"Kalau ada gejala batuk lebih dari dua minggu, berat badan turun, demam, dan kalau malam berkeringat, mereka harus segera datang ke puskesmas," katanya.
Selama ini penyakit TBC di Indonesia menempati peringkat kedua setelah India dengan jumlah kasus yang diprediksi berkisar 969 ribu atau hitungan prevalensi menyentuh angka 354 per 100.000 jumlah penduduk.
"Jadi sebetulnya kasus TBC itu dari jaman dulu tidak selesai-selesai. Harapannya nanti di program eliminasi TBC ini, bukan menghilangkan tetapi menurunkan. Nantinya di akhir 2030 itu bisa sampai 65 orang dari 100 ribu jumlah penduduk yang ada," tutup Muchlis.
Baca Juga:
Potensi Indonesia sebagai Pemimpin Produksi Hidrogen dan Amonia di Asia
[Redaktur: Zahara Sitio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.