WahanaNews.co | Stres dapat meningkatkan risiko penyakit jantung karena dapat mempengaruhi berbagai perubahan fisik dan biologis yang terjadi dalam tubuh saat mengalami stres.
"Stres dapat memicu pelepasan hormon stres, seperti adrenalin, yang meningkatkan tekanan darah. Tekanan darah yang tinggi adalah faktor risiko utama penyakit jantung," kata Praktisi Kesehatan Masyarakat, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dr Erta Priadi Wirawijaya dalam diskusi terkait Hari Jantung Sedunia 2023 yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin (25/9/2023).
Baca Juga:
Walikota Jambi Terpilih Jadi Presidium Nasional Perhimpunan Dokter Umum Indonesia
Erta mengatakan stres juga dapat mempengaruhi detak jantung.
Beberapa orang mengalami peningkatan denyut jantung (takikardia) saat stres, yang jika berlangsung dalam jangka panjang dapat meningkatkan beban kerja jantung.
Menurut Erta, selain adrenalin, hormon stres lainnya seperti kortisol juga dapat meningkat selama stres.
Baca Juga:
Misteri Penganiayaan Dokter Koas Unsri, Sang Sopir Diduga Jadi Biang Kerok
Kortisol dapat mempengaruhi metabolisme tubuh dan menyebabkan peningkatan kadar gula darah, yang dapat memengaruhi kesehatan pembuluh darah.
"Stres kronis juga dapat memicu peradangan dalam tubuh. Peradangan kronis merupakan faktor risiko penyakit jantung, karena dapat merusak dinding arteri dan meningkatkan risiko pembentukan plak aterosklerosis," katanya lagi menjelaskan.
Lebih jauh Erta menjelaskan, orang yang mengalami stres sering kali cenderung melakukan perilaku yang tidak sehat, seperti makan berlebihan, mengonsumsi alkohol berlebihan, atau merokok.