WahanaNews.co | Fenomena tingginya animo masyarakat Indonesia untuk mendapat vaksin Covid-19 agar bisa memperoleh sertifikat atau kartu vaksin, disoroti relawan Peduli Pencegahan Covid-19 Tirta Mandira Hudhi atau lebih akrab disapa dokter Tirta.
Tirta menilai edukasi yang dilakukan pemerintah dan juga tenaga kesehatan tentang pentingnya vaksin demi ketahanan tubuh belum maksimal. Sebab, tingginya animo masyarakat baru terjadi beberapa bulan belakangan sejak program vaksinasi nasional di Indonesia dimulai sejak Januari 2021 lalu.
Baca Juga:
AHY Serahkan Sertifikat Wakaf di Kabupaten Gresik
"Memang betul 74 persen orang sudah mau divaksin semenjak dipaksa secara halus melalui sertifikat, jadi apa-apa harus vaksin. Nah, ini pertanyaan, kenapa kok selama tidak ada sertifikat, selama tidak ada kewajiban apa-apa harus kartu vaksin ini berarti daya serap kita di luar ekspektasi dong?" kata Tirta dalam acara daring, Rabu (15/9).
Tirta lantas meminta agar fenomena tersebut menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah untuk lebih mengedepankan edukasi vaksinasi secara nilai dan manfaat. Sebab, edukasi perihal konsep imunisasi kepada masyarakat luas menurutnya sudah terjadi di Indonesia dalam 20 tahun belakangan ini.
"Jadi jangan sampai bias, jadi nanti orang mau vaksin untuk bisa kemana-mana. Inilah yang harus kita kritisi," kata dia.
Baca Juga:
Sertifikasi Indikasi Geografis Kain Sasirangan Kalimantan Selatan Diserahkan
Dalam kesempatan yang sama, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi tak begitu mempermasalahkan tingginya animo warga untuk divaksinasi lantaran iming-iming sertifikat vaksin sebagai salah satu syarat berkegiatan di sektor sosial-ekonomi.
Namun demikian, Nadia juga memastikan Kementerian Kesehatan akan berupaya menggenjot edukasi vaksinasi kepada warga melalui tokoh masyarakat, agama, organisasi masyarakat, organisasi profesi, hingga TNI/Polri.
"Mungkin nanti akan merasakan manfaatnya ya walaupun awalnya, 'ah saya pengen vaksin karena syarat administrasi saja'. Tapi nanti juga akan merasakan manfaatnya, dan pada prinsipnya semakin banyak yang divaksin kekebalan bersama bisa terjadi," kata Nadia.
Nadia lantas mewanti-wanti seluruh masyarakat agar bersedia divaksinasi agar target herd immunity lekas tercapai.
Hingga Rabu (15/9) Pukul 12.00 WIB, Kemenkes mencatat sebanyak 75.140.724 orang telah menerima suntikan dosis pertama vaksin virus corona. Sementara 42.962.640 orang telah rampung menerima dua dosis suntikan vaksin Covid-19 di Indonesia.
Dengan demikian, target vaksinasi pemerintah dari total sasaran 208.265.720 orang menyentuh 36,08 persen dari sasaran vaksinasi yang menerima suntikan dosis pertama. Sedangkan suntikan dosis kedua baru berada di angka 20,63 persen.
"Pada prinsipnya, vaksinasi ini sebagai upaya kita agar kita bisa memberikan perlindungan kepada diri kita dan orang lain," ujar Nadia. [qnt]