WahanaNews.co | Mengeliminasi
kasus stunting di desa sekitar lingkar tambang, PT Agincourt Resources (PTAR) bekerjasama dengan Pemerintah Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara, meluncurkan Program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS).
Tidak hanya mengeliminasi, PTAR juga melakukan penanganan serta pemulihan 7 anak penderita stunting yang berada di Desa Wek III, Desa Wek IV, Desa Huta Godang, dan Desa Sipenggeng, Kecamatan Batangtoru.
Baca Juga:
Rehabilitasi Lahan Pasca Tambang, PTAR Tanam Ribuan Pohon dan Perluas Nursery
Dalam paparannya, Manager Community Development PTAR, Rohani Simbolon, mengatakan, Tambang Emas Martabe turut mendukung upaya percepatan penurunan stunting di kecamatan Batangtoru. Sebagai salah satu bidang prioritas PPM, pihaknya akan terlibat langsung menangani stunting. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan meluncurkan program BAAS.
Penyerahan paket makanan tambahan, susu, vitamin dan telur, kepada anak penderita stunting. (WahanaNews/Dzulfadli Tambunan)
Rohani memaparkan, program BAAS diawali dengan verifikasi terhadap 32 anak yang teridentifikasi. Berkolaborasi dengan pihak Puskesmas, PKK, Pemdes, dan Bidan Desa, monitoring terhadap penderita stunting dilakukan. PTAR ingin penanganan stunting sesuai dengan rujukan dan standar yang ditetapkan.
Baca Juga:
Mengembalikan Cahaya pada Mata dengan Operasi Katarak Gratis oleh Tambang Emas Martabe
"Kita periksakan ke dokter spesislias agar jangan sampai salah diagnosa atau ada penyakit ikutan," ujar Rohani, pada saat peluncuran Program BAAS, yang dilaksanakan di Puskesmas Batangtoru, Jum'at (26/5/2923).
Dari hasil diagnosa, sambung Rohani, ditemukan 7 anak penderita sunting, dimana salah satunya penderita gizi buruk. Mendapatkan kondisi ini, PTAR langsung berkoordinasi dengan dokter spesialis, sembari meminta rujukan konsep penanggulangan.
"PTAR ingin agar bagaimana program BAAS ini tepat guna dan berhasil. Makanya kita memakai konsep dokter spesialis," tukas Rohani.
Dari konsep yang sampaikan ahli, bekerjasama dengan Pemerintah Kecamatan Batangtoru, PTAR melakukan penanganan terhadap 7 anak penderita stunting, dengan memberikan asupan makanan yang bernutrisi dan bergizi, dan memberikan suplemen tambahan berupa vitamin A, zinc, zat besi, kalsium dan yodium.
Masih kata Rohani, pemenuhan asupan makanan dan suplemen tambahan ini akan berlangsung selama enam bulan penuh. Total biaya Rp 83 juta, belum termasuk biaya dokter. Selain itu, pihak Puskesmas dan Pemerintah Desa memberikan bantuan makanan tambahan (BMT).
"Alokasinya sekitar Rp 2 juta per anak untuk setiap bulannya. Ini hal yang serius, akan dipantau dan diperiksa dokter secara reguler setiap bulannya. Jadi seberapa besar kualitas anak, itu yg paling penting," imbuh Rohani.
Sementara itu, Kadis Kesehatan Pemkab Tapanuli Selatan, dr. Rudi Iskandar Harahap, M.Kes, menyebutkan, Program BAAS yang diluncurkan PTAR merupakan upaya penurunan stunting di Kecamatan Batangtoru, dengan menyasar langsung keluarga yang mempunyai anak stunded.
Diterangkannya, stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing. Hal ini dikarenakan anak stunted, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya saja, melainkan terganggunya juga perkembangan otak, yang akan mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah.
Ia menekankan, agar orangtua anak penderita stunting benar-benar melakukan konsep penanganan stunting yang telah ditetapkan. Salah satunya memberikan asupan makanan sesuai dengan takaran. Asupan makanan dan suplemen tambahan yang diberikan, khusus untuk anak stunting, bukan kepada orang lain yang nota benenya kategori sehat.
"Bantuan ini khusus kepada anak-anak yang stunting. Jangan berikan kepada kakaknya ataupun adiknya. Satgas stunting harus selalu bertanggung jawab. Ini gerakan sosial gotong royong yang membutuhkan keterlibatan semua pihak. Terima kasih kepada PTAR yang telah bersedia menjadi bapak angkat," katanya.
Siti Siregar (37), warga Wek IV, Kecamatan Batangtoru, juga mengucapkan terima kasih kepada PT Agincourt Resources (PTAR), yang telah berkenan menjadi bapak angkat dalam upaya penanganan anaknya yang stunded.
Dikisahkannya, sejak umur 5 bulan, perkembangan fisik anak ke 4 nya mengalami masalah. Sang anak tidak bisa tidur nyenyak dan lebih sering menangis. Siti lalu berkonsultasi ke Puskesmas, yang akhirnya terdeteksi gizi kronis.
"Dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan, saya hanya bisa memberikan asupan gizi seadanya. Beruntung ada PTAR yang peduli dengan kondisi anak saya. Terima kasih kepada PTAR, mudah-mudahan pertumbuhan anak saya bisa kembali normal," ucap Siti, sembari berjanji akan menjalankan petunjuk dan cara laku yang disampaikan petugas.
Selain dihadiri Kadis Kesehatan Pemkab Tapsel, peluncuran Program BAAS PT Agincourt Resources juga dihadiri Satgas Stunting Kabupaten Tapanuli Selatan, Abdul Latif Lubis, Kadis PP dan PA, Hubban Hasibuan, S.Sos M.Kes, Camat Batangtoru, Maratinggi Siregar, SAP, MM, dan Kepala Puskesmas Batangtoru, Hj. Elida Andriani Batubara.
[Redaktur : Alpredo]