WahanaNews.co | Varian Omicron bisa dibilang masih banyak menyimpan misteri.
Varian baru Corona yang dikategorikan oleh WHO sebagai Varian of Concern (VOC) ini masih terus diteliti oleh ilmuwan di dunia.
Baca Juga:
Antisipasi Omicron, Pemprov DKI Tambah Kapasitas Tempat Tidur RS
WHO sendiri hingga saat ini belum merilis “seperti” apa Omicron ini.
Namun, WHO menyebut, dalam beberapa hari ke depan, hasil penelitian akan disampaikan kepada publik.
WHO menyatakan masih membutuhkan beberapa data terkait varian Omicron ini.
Baca Juga:
Walikota Medan Bobby Nasution Klaim Covid-19 di Medan Terkendali
"Kami mengharapkan untuk memiliki lebih banyak informasi tentang penularan varian baru Omicron dari virus corona dalam beberapa hari," kata Kepala Teknis WHO untuk penanganan Covid-19, Maria Van Kerkhove, Rabu (1/12/2021).
Van Kerkhove menuturkan, sejauh ini hasil penelitian mengarah jika varian Omicron mungkin lebih menular daripada varian Delta.
Tapi belum diketahui apakah varian ini bisa memicu gejala berat.
Sementara Kepala Ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan, mengatakan, vaksin Covid-19 yang ada saat ini masih cukup ampuh untuk melawan varian Omicron.
Kasus Omicron di Botswana
Tak bergejala, kesimpulan tersebut dihasilkan sementara dari penelitian terhadap 19 kasus varian Omicron di Botswana.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 16 kasus yang tak bergejala.
Bahkan, mayoritas dari 19 kasus tersebut kini sudah negatif Covid-19.
Plt Direktur Kesehatan di Kementerian Kesehatan Botswana, Pamela Smith-Lawrence, pada Selasa (30/11/2021), mengatakan, tiga pasien varian Omicron mengalami gejala yang “sangat, sangat ringan.”
Diketahui, pemerintah Botswana mengumumkan penemuan empat pasien Covid-19 yang terinfeksi varian ini pada Jumat lalu.
Keempatnya adalah warga negara asing.
Sejak saat itu, Botswana menemukan 15 kasus tambahan. Sehingga, tercatat total 19 kasus varian Omicron yang terdeteksi.
Varian Omicron Mungkin Berdampak pada Obat Pasien COVID-19
Guru Besar FKUI, Prof Tjandra Yoga Aditama, menyebutkan, varian terbaru dari virus Corona, yakni varian Omicron, memiliki sejumlah kemungkinan dampak yang perlu diteliti.
Sejauh ini, yang baru diketahui, Omicron mampu menular lebih cepat dari Delta.
Salah satu yang perlu diteliti yakni seberapa besar dampak infeksi varian Omicron terhadap efektivitas vaksin maupun obat-obatan Covid-19.
Hal tersebut, kata Prof Tjandra, harus dicari tahu.
"Dampak pada PCR memang merupakan salah satu dari 6 kemungkinan dampak Omicron.
5 yang lain adalah apakah penularan akan makin tinggi, kemungkinan penyakitnya memberat, terjadinya infeksi ulang pada mereka yang sudah sembuh, digunakan, dampak pada vaksin yang sekarang sudah dipakai termasuk di negara kita serta analisa tentang obat Covid-19 yang ada," kata Tjandra dalam keterangannya, Kamis (2/12/2021).
Beberapa obat Covid-19 yang digunakan saat ini salah satunya berfungsi untuk menghambat terjadinya peradangan.
Dalam beberapa kasus infeksi, seringkali ditemukan terjadinya fenomena badai sitokin yakni produksi sitokin yang berlebihan dalam tubuh pasien.
Hal ini juga bisa menyebabkan kerusakan organ dalam yang berujung pada kematian.
"Seperti penghambat reseptor Interleukin 6 yang bermanfaat untuk menangani badai sitokin serta obat anti peradangan/inflamasi yaitu kortikosteroid," lanjutnya.
Penelitian terkini menemukan bahwa walau varian ini menyebar lebih cepat, namun sebagian besar penderitanya tak bergejala hingga bergejala ringan.
Kemenkes: Infeksi Akibat Varian Omicron Tak Parah jika Sudah Divaksin
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmizi, mengungkapkan, berdasarkan data sementara, orang yang terinfeksi Omicron umumnya memiliki gejala ringan, terutama bagi yang sudah mendapat vaksin Corona.
"Omicron masih terus dikaji. Semua orang yang divaksin bisa tertular, tetapi data Omicron orang yang terinfeksi tidak parah, terutama pada orang yang sudah vaksin," kata Nadia kepada wartawan, Kamis (2/12/2021).
Kemenkes mengungkapkan sejumlah data yang diperoleh dari Afrika Selatan terkait varian Omicron.
Belum ada bukti bahwa Omicron menyebabkan sakit dengan tingkat keparahan tinggi bagi mereka yang sudah divaksinasi.
Kasus Corona di Afrika Selatan Melonjak 8 Ribu Sehari
Penyebaran virus Corona varian Omicron di Afrika Selatan dilaporkan kian mengkhawatirkan.
Kasus konfirmasi di negara yang pertama kali melaporkan varian tersebut kini terus meningkat.
Seorang ahli dari National Institute for Communicable Diseases (Institut Nasional untuk Penyakit Menular/NICD) Afrika Selatan, yakni Dr Michelle Groome, mengatakan, telah terjadi "peningkatan eksponensial" dalam infeksi selama dua minggu terakhir.
“Tingkat peningkatannya mengkhawatirkan,” kata Groome, dikutip dari The Guardian, Kamis (2/12/2021).
Pada Rabu (1/12/2021) saja, Afrika Selatan mencatat penambahan kasus konfirmasi sebanyak 8.561 kasus.
Hal tersebut terjadi dalam kurun waktu 24 jam. [qnt]