WahanaNews.co | Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, memaparkan jumlah kasus COVID-19 di seluruh dunia mengalami kenaikan hingga 11% pada pekan lalu, dengan peningkatan terbesar terjadi di Amerika. Kenaikan ini terjadi secara bertahap sejak Oktober.
Badan kesehatan PBB itu dalam laporan epidemiologi mingguannya yang dirilis Selasa malam mengatakan bahwa ada hampir 4,99 juta kasus baru yang dilaporkan di seluruh dunia dari 20-26 Desember seperti dilansir dari AP, Rabu (29/12/2021).
Baca Juga:
Berikut Tips Pencegahan Cacar Monyet Agar Tidak Tertular
Eropa menyumbang lebih dari setengah total kasus, dengan 2,84 juta, meskipun itu hanya meningkat 3% dari minggu sebelumnya. Benua itu juga memiliki tingkat infeksi tertinggi di wilayah mana pun, dengan 304,6 kasus baru per 100.000 penduduk.
WHO mengatakan bahwa kasus baru di Amerika naik 39% menjadi hampir 1,48 juta, dan wilayah tersebut memiliki tingkat infeksi tertinggi kedua dengan 144,4 kasus baru per 100.000 penduduk. Amerika Serikat (AS) sendiri menunjukkan lebih dari 1,18 juta kasus, meningkat 34%.
Kasus baru yang dilaporkan di Afrika naik 7% menjadi hampir 275.000.
Baca Juga:
Muncul di Jakarta hingga Kaltara, Covid-19 JN.1 Tembus 112 Kasus
WHO mengatakan bahwa risiko keseluruhan terkait dengan varian baru Omicron tetap sangat tinggi. WHO mengutip "bukti yang konsisten" bahwa Omicron memiliki keunggulan pertumbuhan atas varian Delta, yang tetap dominan di beberapa bagian dunia.
Tercatat bahwa penurunan insiden kasus telah terlihat di Afrika Selatan, dan bahwa data awal dari negara itu, Inggris dan Denmark menunjukkan penurunan risiko rawat inap dengan Omicron.
Tetapi dikatakan bahwa lebih banyak data diperlukan untuk memahami penanda klinis keparahan termasuk penggunaan oksigen, ventilasi mekanis dan kematian, dan bagaimana keparahan dapat dipengaruhi oleh vaksinasi dan/atau sebelumnya infeksi.