WahanaNews.co |Kehilangan
indra penciuman merupakan gejala paling umum saat seseorang terinfeksi virus
corona SARS-CoV-2. Para ahli tengah mempelajari bagaimana anosmia dapat memberi
petunjuk ihwal apakah orang yang mengalaminya cenderung punya gejala parah atau
ringan.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
Sekitar 86 persen pasien COVID-19 mengalami anosmia atau
kehilangan sebagian atau seluruh indra penciuman dan perasa. Faktanya, menurut
studi baru mayoritas pasien yang kehilangan indra penciuman (55 persen) punya
bentuk gejala yang lebih ringan.
Para peneliti mengatakan, belum diketahui kenapa ini bisa
terjadi. Kendati mereka menduga bahwa pasien dengan penyakit ringan memiliki
tingkat antibodi tertentu yang lebih tinggi sehingga membatasi penyebaran
COVID-19 ke hidung.
"Namun jawaban
pastinya tetap sulit dijelaskan. Kita tahu bahwa kehilangan penciuman pada
COVID-19 lebih dari mekanisme sederhana yang kita lihat dengan infeksi saluran
pernapasan musiman, di mana gejala umum hidung tersumbat dan pilek
mengakibatkan aliran udara yang buruk dan berkurangnya pengiriman bau ke daerah
hidung," ujar Dr. Jonathan Overdevest, asisten profesor rinologi dan bedah
dasar tengkorak di Columbia University, seperti dikutip Healthline.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
Adapun studi baru kali ini menganalisis data laporan pasien
dari 2.581 orang di 18 rumah sakit Eropa. Mereka menemukan hampir 55 persen
pasien COVID-19 dengan gejala ringan mengalami anosmia dengan tingkat keparahan
yang berbeda. Rata-rata hilangnya penciuman berlangsung sekitar 22 hari.
Hanya 37 persen pasien dengan gejala sedang hingga kritis
yang kehilangan indra penciumannya, di mana pasien gejala parah dan kritis
paling sedikit mengalami anosmia, sekitar 6,9 persen. Hampir 25 persen pasien
anosmia mengaku penciumannya kembali setelah pulih dari COVID-19, bahkan ada
pasien yang harus menunggu 60 hari sampai indra penciumannya kembali.
"Menurut penelitian, sebagian besar orang memulihkan indra
penciumannya dalam waktu 3 minggu," kata Dr. Robert Glatter, dokter darurat di
Lenox Hill Hospital di New York, AS. "Tetapi mungkin diperlukan waktu hingga 2
bulan pada 15 persen pasien atau hingga 6 bulan pada 5 persen pasien."
Glatter menekankan, sejauh ini sebagian besar pasien yang
sembuh dari COVID-19 tidak kehilangan indra penciuman secara permanen. Namun,
ia memperingatkan agar petugas kesehatan perlu memantau pasien yang mengalami
anosmia dalam jangka panjang atau tak kunjung sembuh.
"Orang biasanya pulih dengan cepat tanpa gangguan
indera perasa atau penciuman jangka panjang," katanya. "itu biasanya
terkait dengan hidung tersumbat sederhana atau pembengkakan saluran hidung, sebagai
lawan dari cedera pada sel pendukung untuk sel saraf kritis, ini terlihat pada
orang yang didiagnosis dengan COVID-19." [dhn]