"Insentif sosial dari e-money juga dapat mendorong orang untuk membantu teman dan keluarga mereka divaksinasi sebagai motivator yang kuat bagi mereka yang ragu-ragu tentang vaksinasi," tambah penulis.
Lagi pula, tidak semua orang yang tidak divaksinasi menentang vaksin.
Baca Juga:
PDHI Gorontalo Berikan Vaksinasi Gratis untuk Hewan Peliharaan
Ada yang ragu dengan vaksin tapi mereka secara aktif mempertanyakan apakah harus vaksin COVID-19 atau tidak. Sementara banyak orang lain apatis, artinya vaksin itu bahkan tidak ada dalam pikiran mereka.
Dalam kasus khusus ini, para peneliti berpikir bahwa insentif finansial dapat membantu mengubah ketidakpedulian menjadi antusiasme.
Begitu juga bagi anak muda yang tidak takut dengan virus COVID-19, misalnya, mungkin insentif akan memotivasi untuk vaksin.
Baca Juga:
Dinkes DKI Jakarta: Per 1 Januari 2024 Vaksinasi COVID-19 Berbayar
"Dengan ratusan juta dolar dihabiskan untuk mempercepat vaksinasi COVID-19, temuan penelitian ini menunjukkan bahwa strategi untuk meningkatkan vaksinasi ini memerlukan investasi yang lebih besar," simpul para peneliti.
Meski begitu, sulit juga untuk mengatakan seberapa baik program ini akan bekerja di wilayah atau negara lain.
Studi ini dipublikasikan di JAMA Internal Medicine sebagaimana melansir Science Alert. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.