WahanaNews.co | Belakangan
ini beredar informasi bahwa vaksinasi bisa memicu badai sitokin. Ketua Satgas
Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban membantah hal tersebut.
Baca Juga:
Dinas Kesehatan Yogyakarta Targetkan 30.702 Anak Terima Imunisasi Polio pada PIN 2024
Badai sitokin merupakan kondisi saat tubuh terus menerus
memproduksi sitokin sehingga kerja sitokin pun tak terkendali. Alih-alih
melawan virus, badai sitokin justru menyerang organ atau jaringan manusia,
padahal virus sudah mati atau tak ada di dalam tubuh.
"Vaksin Covid-19 menyebabkan badai sitokin setelah
terjadi infeksi ulang. Sehingga membuat virusnya semakin mematikan dan membuat
sebagian orang yang mendapatkan vaksin malah meninggal. Apakah benar? tidak
benar," kata Zubairi melalui cuitan di akun twitter pribadinya
@ProfesorZubairi.
Zubairi memastikan hingga saat ini belum ada bukti yang menunjukkan
bahwa vaksin baik dengan platform mRNA, inactivated virus, dan lain sebagainya
yang menjadi pemicu munculnya badai sitokin pada penyintas covid-19 maupun
pasien yang mengalami reinfeksi.
Baca Juga:
Pemkab Batang, Massifkan Pencegahan Kasus Flu Singapura (HFMD)
Ia menambahkan, hingga kini tidak pula ditemukan fenomena
Antibody Dependent Enhancement (ADE) pada semua jenis vaksin Covid-19, termasuk
jenis vaksin yang sudah beredar di Indonesia. Fenomena ADE menurutnya selama
ini baru tampak pada kasus dengue.
"Sebab itu, masyarakat tidak perlu takut dan khawatir
untuk mendapatkan vaksinasi," ujar Zubairi.
Dokter Spesialis Paru Erlang Samoedro sebelumnya menyebut
aktivitas badai sitokin menyebabkan organ rusak dan kondisi pasien pun dengan
cepat memburuk. Sitokin bisa memicu kematian sel dan organ.