WahanaNews.co | Masih
ada segelintir orang yang ragu akan efektivitas imunisasi dalam mengendalikan
penyakit menular. Padahal, berdasarkan pengalaman selama ini, imunisasi telah
sukses mengatasi wabah penyakit di Indonesia.
Baca Juga:
Perbanyak Vaksin, Kemenkes Sebut 95 Persen Anak Indonesia Harus Sudah Imunisasi
Mengutip data Indonesian Technical Advisory Group on
Immunization (ITAGI), pada 1980 wabah penyakit cacar dinyatakan berhasil
diatasi dengan imunisasi dengan imunisasi. Begitu pula dengan wabah polio
diatasi dengan imunisasi sejak 2014. Berlanjut di 2016, imunisasi mengatasi wabah
Maternal Neonatal (tetanus pada bayi yang baru dilahirkan).
Ketua ITAGI Prof. Dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro mengatakan
imunisasi ampuh untuk mengendalikan wabah, karena dapat melawan penyakit secara
spesifik. Imunisasi mengaktifkan imun tubuh untuk melawan penyakit tertentu.
"Untuk diingat, vaksin ini spesifik melawan sakit
tertentu. Kalau penyakitnya campak, vaksinnya campak, tidak bisa vaksin campak
digunakan untuk melawan TBC. Jadi vaksin ini melatih sistem imun melawan
penyakit sehingga bisa mencegah infeksi penyakit tersebut. Tujuannya untuk
eradikasi penyakit-penyakit berbahaya," terang Sri Rezeki dalam keterangan
tertulis, Minggu (8/11/2020).
Baca Juga:
RS Bebas Tetapkan Tarif Vaksin Covid-19 Berbayar, Kemenkes Belum Tentukan HET
Ia menjelaskan untuk mengatasi wabah penyakit yang sangat
menular, cakupan imunisasi harus tinggi dengan jumlah individu yang diimunisasi
mencapai 80-95 persen dari populasi. Hal itu juga tergantung pada kecepatan
penyebaran penyakit menular.
Sri Rezeki mengatakan cakupan imunisasi yang luas mendorong
terbentuknya imun tidak langsung bagi kelompok kecil masyarakat yang belum bisa
mendapat akses vaksin, seperti bayi yang masih belum cukup umur, atau orang
dengan kondisi tertentu.
Terkait pengadaan vaksin COVID-19, pemerintah menegaskan
semua vaksin yang beredar di Indonesia, termasuk yang terdaftar dalam program
imunisasi pemerintah, telah dipantau oleh otoritas seperti BPOM, Kemenkes,
Komnas KIPI dan dilaporkan berkala ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). [dhn]