WahanaNews.co">WahanaNews.co, Jakarta - Pada Minggu (31/3/2024), otoritas kesehatan Jepang melakukan pemeriksaan di pabrik kedua Kobayashi Pharmaceutical yang terletak di wilayah barat Jepang.
Baca Juga:
Fajar/Rian Juara Kumamoto Masters 2024
Tindakan pemeriksaan tersebut diambil setelah perusahaan tersebut melaporkan lima kasus kematian yang diduga terkait dengan produk suplemen mereka.
Inspeksi di prefektur Wakayama ini merupakan tindak lanjut dari inspeksi yang telah dilakukan di Osaka pada Sabtu (30/3/2024).
Penurun kolesterol
Baca Juga:
Takumi Minamino Senang Namanya Sejajar dengan Legenda Jepang Shunsuke Nakamura
Otoritas Kesehatan Jepang memperluas penyelidikan terhadap penggunaan bahan ragi merah "Beni-Koji" oleh Kobayashi Pharmaceutical.
Perusahaan yang berbasis di Osaka ini mengumumkan bahwa mereka menemukan zat yang diduga beracun, yaitu asam puberulic, yang dapat dihasilkan oleh jamur biru penicillium dalam bahan Beni-Koji yang diproduksi di pabrik Osaka antara bulan April dan Oktober tahun lalu.
Kobayashi Pharmaceutical mengakui bahwa hingga Jumat (29/3/2024), sebanyak 114 orang telah dirawat di rumah sakit dan lima di antaranya meninggal dunia setelah mengonsumsi suplemen yang dipasarkan untuk membantu menurunkan kadar kolesterol.
Inspeksi 2 pabrik
"(Namun) Diduga Beni-Koji menjadi penyebabnya, jadi kami telah menginspeksi dua pabrik dalam dua hari ini," jelas seorang pejabat Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Jepang kepada Reuters.
Kobayashi Pharmaceutical mengatakan beberapa waktu lalu, pihaknya sedang menyelidiki dugaan hubungan antara produk dan efeknya terhadap ginjal sejak menerima laporan tentang penyakit ginjal yang terkait dengan suplemen itu.
"Kami akan sepenuhnya bekerja sama dengan penyelidikan sehingga kami dapat menyelesaikan masalah ini secepat mungkin," kata Kepala Hubungan Investor Kobayashi, Yuko Tomiyama, kepada wartawan pada Minggu dalam sebuah cuplikan yang ditayangkan oleh lembaga penyiaran publik Jepang, NHK.
Pejabat kesehatan tersebut mengatakan, bahwa Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Jepang akan bergandengan tangan dengan kementerian lain yang terkait untuk melakukan yang terbaik dalam menyelesaikan kasus yang sedang bergulir sambil meminta Kobayashi Pharma untuk bekerja sama sesuai kebutuhan dalam menyelidiki kasus ini.
NHK melaporkan, pabrik di Distrik Yodogawa, Osaka, ditutup pada Desember karena fasilitasnya yang sudah tua dan produksinya dialihkan ke pabrik di kota Kinokawa yang digeledah pada hari Minggu.
Pemerintah Jepang mengkritik perusahaan tersebut karena membutuhkan waktu dua bulan untuk mengumumkan dampak kesehatan dari produknya.
Kasus gagal ginjal
Kobayashi Pharmaceutical mulai menarik kembali produknya pada 22 Maret setelah menerima laporan tentang penyakit ginjal.
Produknya juga ternyata dikonsumsi di negara lain.
NHK mengatakan sebuah kasus gagal ginjal akut telah dilaporkan di Taiwan.
Focus Taiwan melaporkan bahwa lembaga pengawas obat dan makanan Taiwan sedang melakukan penyelidikan terhadap tiga reaksi kesehatan yang tidak terduga yang kemungkinan terkait dengan bahan impor dari Kobayashi.
Sebuah kelompok konsumen di China mendesak individu untuk menghindari penggunaan produk yang mungkin terpengaruh dan menyatakan kekhawatiran mereka terhadap potensi risiko yang terkait dengan produk dari Kobayashi.
Kementerian Kesehatan Jepang diketahui telah mengetahui kasus-kasus yang terjadi di Taiwan, tetapi menolak memberikan komentar tambahan mengenai insiden internasional lainnya.
Menurut NHK, Kobayashi telah menjual Beni-Koji secara besar-besaran kepada 52 perusahaan yang kemudian melakukan pemeriksaan sukarela dan tidak menemukan bahan yang mengindikasikan perlunya konsultasi medis pada Jumat.
Perusahaan-perusahaan tersebut kemudian menjual bahan tersebut kepada 173 perusahaan lainnya.
TV Asahi melaporkan bahwa dampaknya dapat dirasakan oleh sekitar 1.800 produsen makanan.
Beni-Koji mengandung Monascus purpureus, sebuah jenis jamur merah yang sering digunakan sebagai pewarna makanan.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]