WahanaNews.co | Sebuah
video TikTok berdurasi 31 detik jadi bahan perbincangan netizen. Video tersebut
menampilkan seorang laki-laki dengan seragam polisi yang menyarankan warga
untuk tidak tes covid-19 saat sedang flu karena hasilnya pasti positif.
Baca Juga:
IDAI Kepri Imbau Warga Waspadai Flu Singapura Serang Balita
Tapi benarkah tes Covid-19 saat sedang terkena flu pasti
menunjukkan hasil positif?
Dokter spesialis penyakit dalam RA Adaninggar mengatakan,
anggapan tersebut keliru dan bisa berakibat fatal.
"Katanya kalau ada gejala flu itu jangan swab karena
itu pasti positif, ini sangat minsinformasi dan misleading," kata
Adaninggar, Minggu (4/7).
Baca Juga:
Catat, Tips Jaga Kesehatan Selama Musim Pancaroba
Dokter spesialis paru Erlang Samoedro juga menyarankan agar
masyarakat yang mengalami gejala covid-19 terutama flu untuk segera menjalani
pemeriksaan.
Erlang menyarankan orang yang bisa mengakses tes PCR
sebaiknya melakukan PCR saat bergejala.
"Memang gejala covid-19 itu flu, tapi jangan dibalik
kalau flu itu covid-19. Tapi kalau flu memang kemungkinan besar dia covid-19,
makanya sebaiknya lakukan pemeriksaan, kalau bisa PCR langsung," kata
Erlang.
Baik flu dan covid-19 disebabkan oleh virus yang berbeda.
Meski salah satu gejala covid-19 adalah flu, bukan berarti pemeriksaan dengan
antigen atau swab akan positif covid-19.
Tes yang ada saat ini akan mendeteksi virus SARS-CoV-2
penyebab covid-19 pada tubuh, bukan virus penyebab flu lainnya. Orang yang flu
tanpa virus SARS-CoV-2 pada tubuhnya tidak akan mendapat hasil positif covid-19
saat pemeriksaan.
Sebagaimana diketahui, pemeriksaan covid-19 yang dilaporkan
dalam data harian Satgas Covid-19 menggunakan dua cara, yakni tes antigen dan
PCR.
Keduanya menggunakan metode usap pada bagian nasofaring
untuk mengambil spesimen. Dalam tes covid-19 antigen hasil bisa didapat dalam
hitungan menit, namun pada PCR dibutuhkan sedikitnya 1x24 jam untuk mendapatkan
hasil dari laboratorium.
Kedua alat tersebut juga memiliki sensitivitas dan
spesifitas yang berbeda. Sensitivitas alat PCR mencapai 70-80 persen, dengan
spesifitas 99 persen.
Sementara antigen memiliki sensitivitas beragam bergantung
pada viral load (kadar virus) pada tubuh. Orang yang terlalu cepat melakukan
pemeriksaan setelah kontak erat, atau sedang dalam masa inkubasi mungkin bisa
tak terdeteksi Covid-19 saat tes antigen.
Tapi antigen memiliki spesifitas 99 persen. Artinya tes ini
hanya akan melaporkan diagnosa covid-19 jika memang terdapat virus SARS-CoV-2
dalam tubuh.
Berdasarkan akurasi alat tes covid-19 yang ada saat ini,
Adaning menyampaikan masyarakat justru harus melakukan tes ketika bergejala.
"Gejala covid itu memang mirip gejala flu demam batuk
pilek sakit kepala, justru saat itu Anda harus diperiksa. Dites untuk melihat
ini covid-19 atau bukan," kata Adaning.
Menurut Adaning, pemeriksaan saat gejala masih ringan bisa
menyelamatkan nyawa. Karena Covid-19 lebih dulu diketahui, pasien bisa lebih
menjaga diri dengan isolasi mandiri dan tidak menulari orang-orang sekitarnya.
"Justru saat pandemi seperti ini virus sudah ada di
mana-mana. Jadi kalau Anda mengalami gejala tidak enak badan seperti flu, maka
tes covid-19 agar segera ditangani," pungkasnya. [dhn]