WahanaNews.co | Anemia atau kurang darah adalah kondisi dimana jumlah sel darah merah serta kadar hemoglobin dalam tubuh menurun.
Gejala ini sebenarnya sudah sejak lama terdengar di masyarakat dan dinilai sebagai salah satu penyakit umum.
Baca Juga:
Mengenal Bintik Merah di Kulit karena Anemia? Begini Cara Mengobatinya
Di Indonesia sendiri, Laporan Riset Kesehatan Dasar mengungkapkan bahwa terdapat peningkatan prevalensi anemia dari 21,7% di 2013 menjadi 23,7% di 2018, dari total populasi. Bahkan 3 dari 10 remaja Indonesia menderita penyakit anemia.
Sayangnya, anemia dan gejalanya masih sering diabaikan oleh masyarakat seolah hanya kecapean. Padahal kekurangan energi, kulit pucat, rambut rontok, sesak nafas, hingga kelelahan adalah gejala dari kurangnya zat besi pada tubuh kamu.
Permasalahan ini menjadi lebih bahaya terhadap remaja wanita nan memasuki fase menstruasi dan ibu hamil. Terlebih, kekurangan energi saat masa kehamilan bisa menyebabkan stunting pada anak.
Baca Juga:
Cegah Stunting, Remaja Putri Diimbau Cegah Penyakit Anemia
Menanggapi fenomena tersebut, P&G Health lewat brand Sangobion, meluncurkan kampanye berjudul “Jangan Cuek, Ayo Cek Gejala Kurang Darah” dalam rangka memperingati Hari Kekurangan Zat Besi 2022 yang jatuh pada 26 November 2022.
“Kampanye “Jangan Cuek, Ayo Cek Gejala Kurang Darah” dilakukan selama bulan November 2022 hingga Januari 2023 melalui rangkaian program yang menargetkan lebih dari 10 ribu tenaga profesional kesehatan, juga edukasi masyarakat dan kampanye media sosial,” ujar Anie Rachmayani selaku Brand Director Personal Healthcare P&G Health Indonesia, dalam konferensi pers, Rabu (30/11/22).
Gerakan ini didukung dengan hadirnya terobosan terbaru bernama Anemiameter sebagai aplikasi digital berbasis web pertama di Indonesia untuk mendeteksi risiko anemia kekurangan zat besi.
Kamu akan diberikan 10 pertanyaan dan di akhir sesi, terdapat skor yang terkumpul berdasarkan jawaban untuk kemudian mendeteksi apakah terjadi kemungkinan risiko anemia.
Anemiameter bisa diakses melalui akun resmi Instagram @Sangobion4Life serta situs Sangobion.co.id.
Acara peresmian juga dihadiri oleh Ketua Umum Perhimpunan Hematologi & Transfusi Darah Indonesia (PHTDI), Dr.dr. TB. Djumhana Atmakusuma, SpPD-KHOM.
Dr Djumhana menyampaikan bahwa, “Kekurangan zat besi dapat membatasi pengiriman oksigen ke sel, mengakibatkan sering kelelahan, tidak produktif, dan penurunan imunitas tubuh. Maka dari itu, menjaga keseimbangan zat besi dalam tubuh sangat penting bagi kesehatan, sebagai salah satu cara untuk mengatasi kelelahan dan anemia.”
Lebih lanjut, dr.Djumhana menyampaikan bahwa zat besi sebenarnya memberikan banyak manfaat bagi kesehatan yang tidak kalah pentingnya dengan nutrisi serta vitamin lain.
Diantaranya dapat membantu memaksimalkan fungsi otak supaya lebih fokus, memaksimalkan fungsi otot, mempercepat proses penyembuhan, membentuk hemoglobin sebagai pembawa oksigen ke seluruh tubuh, dan berperan memenuhi kebutuhan janin serta plasenta untuk ibu hamil.
Ada beberapa gejala dan tanda dari kekurangan zat besi atau Anemia defisiensi besi (ADB), baik yang terlihat maupun dapat dirasakan. Dr.Djumhana mengklasifikasikan tanda yang terlihat seperti kuku rapuh, bibir pecah-pecah, sariawan, rambut rontok, dan muka tampak puncak.
Sedangkan untuk gejala yang dapat dirasakan biasanya dalam bentuk kelelahan, sakit kepala, nafas pendek, susah konsentrasi, pusing, sulit tidur, rentan terkena infeksi, dan tangan serta kaki terasa dingin.
Memeriksa konjungtiva pemeriksaan visual pada ANEMIAMETER sebagai potensi gejala dari anemia saat memiliki kelopak mata pucat Memeriksa konjungtiva pemeriksaan visual pada ANEMIAMETER sebagai potensi gejala dari anemia saat memiliki kelopak mata pucat
Lantas, bagaimana cara mencegah terjadinya anemia? Ada beberapa hal mudah yang bisa dilakukan seperti mengonsumsi makanan yang mengandung serta meningkatkan penyerapan zat besi dan mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) sesuai dengan anjuran dokter.
Perhatikan juga kombinasi asupan kamu karena bisa jadi menurunkan penyerapan zat besi makanan seperti gabungan teh, kopi, atau susu, bersamaan saat makan.
Dr.Djumhana merekomendasikan untuk diberikan jeda minimal 2 jam jika kamu ingin mengonsumsi minuman tersebut.
Terakhir, perbanyak makanan nan kaya akan zat besi seperti misalnya hazelnut, tofu, bayam, hati ayam, kacang merah, tempe, brokoli, edamame, coklat dan oatmeal.
“Selain deteksi risiko, penting juga untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi seperti daging merah, telur, ikan, sayuran hijau, dan kacang-kacangan, serta mengonsumsi suplemen zat besi dan multivitamin untuk memastikan kebutuhan zat besi dan vitamin tercukupi dan terhindar dari anemia kekurangan zat besi,” tutup Anie Rachmayani. [rgo]