Dilansir dari Medical News Today, madu kemasan pabrik biasanya sudah melalui proses pasteurisasi, sedangkan madu mentah yang langsung diambil dari peternakan tidak mengalami proses tersebut.
Madu kemasan dipasteurisasi untuk kenyamanan, bukan keamanan. Pemrosesan yang ada bertujuan memperlambat granulasi madu yang terjadi secara alami, yang dapat membuat madu lebih sulit untuk dituang dari dalam botol atau kemasannya.
Baca Juga:
PDPOTJI Ungkap Konsumsi Madu Bisa Bantu Redakan Gangguan Lambung
Proses pasteurisasi ini, sayangnya merusak antioksidan yang ada di dalam madu. Padahal antioksidan itulah yang dibutuhkan tubuh untuk menyeimbangkan gula darah dan meningkatkan lipoprotein densitas tinggi (kolesterol baik) serta memperbaiki peradangan.
Sebagian besar madu bersifat polifloral, artinya lebah yang memproduksinya mengumpulkan nektar dari tanaman penghasil nektar dalam jarak 2 hingga 4 mil dari sarangnya.
Sedangkan yang bisa digunakan menurunkan gula darah dan kolesterol adalah jenis madu monofloral, yaitu madu yang diperoleh secara eksklusif dari nektar yang dikumpulkan lebah dari satu jenis tanaman saja.
Baca Juga:
Kembangkan Eduwisata Lebah di Garut, PLN Haleyora Power Salurkan Bantuan Alat Pengolahan Madu
Madu monofloral yang terkenal termasuk madu tupelo (terbuat dari nektar pohon White Ogeechee Tupelo), madu semanggi, madu robinia, dan madu lavender Perancis.
Para peneliti menemukan bahwa madu semanggi dan robinia monofloral menurunkan kolesterol LDL dan kolesterol keseluruhan, serta trigliserida puasa. Madu semanggi juga mengurangi kadar glukosa puasa.
Takaran minum madu yang tepat