WahanaNews.co | Pemerintah Indonesia menyatakan testing Covid-19 di Indonesia sudah melampaui target yang ditentukan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengklaim testing Covid-19 di Indonesia sudah melampaui target dari WHO yakni testing dilakukan kepada 1 orang per 1.000 penduduk per minggu.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
"Saat ini, Indonesia telah mencatatkan testing rate kita adalah 3,07 orang yang dites per 1.000 penduduk per minggu. Ini merupakan angka tiga kali lipat dibandingkan standar minimal WHO," ungkapnya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (8/9/2021).
Saat testing meningkat, kasus positif Covid-19 di Indonesia menurun sebesar 42 persen. Kasus kematian Covid-19 juga menurun hingga 29 persen pada pekan ini.
"Positivity rate nasional juga sudah kurang dari 10 persen. 14 Provinsi mencatat positivity ratenya sudah kurang dari 5 persen," ujarnya.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
Nadia mencatat, bed occupancy rate (BOR) atau keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 juga menurun. Kini tidak ada lagi rumah sakit yang memiliki BOR di atas 80 persen.
Sebelumnya, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito mengatakan kasus positif dan kasus aktif Covid-19 mengalami penurunan pada pekan ini. Penurunan ini membuat kasus positif dan kasus aktif Covid-19 menurun selama tujuh pekan berturut-turut.
"Kabar baiknya penurunan di minggu ini menandakan bahwa baik kasus positif maupun persentase kasus aktif nasional telah turun selama 7 minggu berturut-turut," katanya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (7/9/2021).
Meski menurun, Wiku mencatat kasus Covid-19 saat ini masih dua kali lipat lebih tinggi dari data Mei lalu. Selain kasus positif dan kasus aktif, BOR rumah sakit rujukan Covid-19 juga menurun.
Wiku mencatat, data 5 September 2021, tidak ada provinsi di Indonesia yang memiliki BOR rumah sakit rujukan Covid-19 di atas 60 persen. BOR tertinggi hanya mencapai 45,47 persen yaitu di Aceh.
"Ini artinya, keadaan darurat yaitu lonjakan pasien Covid-19 di rumah sakit telah berhasil kita lewati di semua provinsi di Indonesia," sambungnya.
Mantan Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia (UI) ini menambahkan, angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia juga menunjukkan perbaikan. Penilaian ini dilihat dari penambahan kasus kematian harian di Indonesia yang berada di bawah angka 1.000.
Rata-rata kasus kematian Covid-19 harian pada sepekan terakhir hanya berada di angka 563. Padahal pada bulan sebelumnya, rata-rata kasus kematian Covid-19 harian mencapai lebih dari 1.000.
"Tentunya ini perkembangan yang menunjukkan adanya perbaikan meskipun tetap saja satu kematian saja terbilang nyawa, dan tidak bisa dibiarkan. Tujuan utama kita adalah untuk menihilkan kematian menjadi tidak ada sama sekali," tutup Wiku. [rin]