Kemenkes melaporkan, cakupan penerima vaksin Covid-19 pada kelompok lansia untuk dosis 1 di Indonesia mencapai 18.292.793 dosis (84,87 persen), dosis 2 sebanyak 15.158.564 dosis (70,33 persen), dosis booster 1 sebanyak 7.274.732 dosis (33,75 persen), dan booster 2 sebanyak 463.399 dosis (2,15 persen) dari sasaran 21.553.118 orang.
Sedangkan dosis pertama pada kelompok masyarakat berisiko mencapai 116.866.553 dosis (82,76 persen), dosis 2 mencapai 99.487.393 dosis (70,45 persen), booster 1 mencapai 48.891.423 dosis (34,62 persen), dan booster 2 sebanyak 1.053.230 dosis (0,75 persen) dari sasaran 141.211.181 orang.
Baca Juga:
Kasat Binmas Polresta Jambi Serta Tim Ikuti Giat Supervisi OPS Bina Waspada Siginjai 2023 di Polres Tanjab Barat
Cakupan dosis 1 pada tenaga kesehatan, mencapai 2.046.622 (139,34 persen), dosis 2 sebanyak 2.012.297 dosis (137,01 persen), booster 1 sebanyak 1.813.948 dosis (123,50 persen), dan booster 2 sebanyak 842.055 dosis (57,33 persen) dari angka sasaran 1.468.764 orang.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi mengemukakan vaksinasi Covid-19 untuk kelompok usia 6 bulan ke atas diperkirakan bergulir pada triwulan kedua yakni antara Mei atau Juni 2023.
"Perhitungan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 usai 6 bulan lebih di triwulan kedua, karena perlu koordinasi dengan penyedia vaksin," katanya.
Baca Juga:
Berikan Perlindungan Ekstra, PT KAI Daop 2 Bandung Lakukan Vaksin Booster Kedua Terhadap Karyawan
Produsen vaksin yang mendapat izin edar darurat (emergency use authorization/EUA) untuk anak 6 bulan ke atas baru Pfizer.
"Jadi, masih butuh persiapan kapan Pfizer mengirimkan produknya," katanya.
Terkait cakupan vaksin booster 1 dan 2 yang rendah, diakui Nadia karena penyebaran vaksin yang masih terbatas, yang juga dipengaruhi minat masyarakat yang cenderung berkurang seiring laju kasus yang terkendali di Indonesia.