WahanaNews.co | Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada 2019 ada sekitar 2,2 miliar orang di dunia yang mengalami gangguan penglihatan atau kebutaan.
Dari jumlah tersebut, 50 persennya mengalami kebutaan total.
Baca Juga:
Edy Rahmayadi Kampanye Akbar di Labura: Fokus pada Pendidikan, Kesehatan, dan Infrastruktur
Sementara itu, Indonesia menempati peringkat ketiga di dunia untuk jumlah penderita gangguan penglihatan terbanyak, setelah India dan China.
Di sisi lain, teknologi medis bidang kesehatan mata terus berkembang. Karenanya, meng-update pengetahuan melalui pelatihan maupun seminar mengenai perkembangan teknologi tersebut sangatlah krusial.
Hal ini untuk memberikan pelayanan dan meningkatkan kemampuan para dokter mata di seluruh dunia.
Baca Juga:
Program KKS, Milik Semua Instansi dan Masyarakat Dairi
Setelah sukses menjadi tuan rumah Kongres Asia-Pacific Academy of Ophthalmology (APAO) pada tahun 1976 dan 2009, Indonesia kembali tuan rumah Kongres APAO ke-39 pada tahun ini yang digelar pada 22-25 Februari 2024 di Bali Nusa Dua Convention Center.
Kongres tersebut digelar bersamaan dengan Pertemuan Ilmiah Tahunan ke-49 PERDAMI (Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia) atau Indonesian Ophthalmologists Association (IOA).
Kongres Asia-Pacific Academy of Ophthalmology merupakan ajang pertemuan ilmiah tahunan internasional yang bergengsi di bidang kedokteran mata (oftalmologi), yang mempertemukan para profesional dan juga dokter mata untuk berbagi ilmu dan keterampilan, update penemuan, teknologi, dan perkembangan terbaru di bidang oftalmologi, serta melakukan networking dan berkolaborasi.
Kongres APAO 2024 dihadiri dokter mata dari 80 negara, dengan jumlah delegasi mencapai lebih dari 6.000 orang.
Selain itu, Kongres APAO 2024 juga menampilkan lebih dari 700 pembicara internasional yang membahas mengenai ilmu dan ide-ide baru di dunia oftalmologi, termasuk sains visual dan oftalmologi klinis.
"Dengan mengangkat tema 'Beyond All Limits', Kongres APAO 2024 diharap dapat meningkatkan pengetahuan para praktisi oftalmologi atau penyakit dan kesehatan mata," kata Dr. Mohamad Sidik, Presiden Kongres APAO 2024.
Sementara itu, Prof. Dennis Lam, Chairman APAO 2024 Scientific Program Committee, menambahkan, Kongres APAO 2024 menjadi event yang tepat bagi para profesional oftalmologi terkemuka di seluruh dunia untuk berbagi keahlian dan pengalaman mereka kepada dokter mata, spesialis oftalmologi, ahli bedah mata, dan peneliti dari kawasan Asia-Pasifik dan dunia.
"Dengan banyaknya pembicara terkemuka dari seluruh dunia yang hadir, para peserta diharapkan mendapatkan wawasan tentang inovasi ilmiah terkini, tren terbaru, teknik dan perawatan bedah yang terbaru, serta menjalin relasi dengan para dokter dari seluruh dunia," ujar Prof. Dennis.
Kongres APAO 2024 menghadirkan beragam program ilmiah, antara lain symposia, wet lab session, scientific session, dan lomba karya ilmiah, pemberian penghargaan, serta program sosial termasuk cultural night dan fun run untuk menggalang dana kemanusiaan.
Perlu diketahui, APAO dibentuk pada 1960 dan saat ini berkembang sebagai platform penting untuk mempromosikan pencegahan kebutaan dan rehabilitasi penglihatan melalui layanan, penelitian, pengajaran, dan pendidikan di bidang oftalmologi.
Saat ini APAO menjadi induk dari berbagai organisasi oftalmologi di kawasan Asia Pasifik, yang terdiri dari 26 negara anggota, 9 organisasi sub-spesialisasi mata, dan 2 associate member.
Sementara itu, Perdami adalah organisasi profesi dokter spesialis mata di Indonesia yang didirikan pada 1964.
Tujuannya meningkatkan kualitas kesehatan mata rakyat Indonesia, mengembangkan ilmu kesehatan mata (oftalmologi) dan kemampuan dokter mata, serta meningkatkan kesejahteraan anggota Perdami.
Perdami berperan penting dalam penanggulangan masalah kebutaan di Indonesia. Saat ini, terdapat sekitar 3.386 anggota Perdami yang tersebar di 25 Perdami Wilayah dan Cabang di seluruh Indonesia.
[Redaktur: Zahara Sitio]