WahanaNews.co | Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) dr. Grace Setiawan mendapatkan penghargaan sebagai “The Best Rapid Fire Presentation” dalam acara Royal College of Opthalmologist Annual Congress 2023 di London.
Acara ini merupakan kongres tahunan rutin yang diadakan oleh Royal College of Ophthalmologist, yaitu perkumpulan dokter mata di UK.
Kongres ini dihadiri oleh dokter mata dan optometris dari berbagai penjuru dunia.
Melansir laman Unpad, satu-satunya perwakilan Unpad dalam kongres tersebut menjelaskan, ia mempresentasikan penelitiannya yang dituangkan ke dalam poster mengenai Ocular Syphilis, yaitu penyakit menular seksual yang menyerang mata.
Baca Juga:
Manchester United Juara Piala FA Usai Kalahkan Manchester City 2-1
Dikatakan oleh Grace, ia melakukan penelitian seputar karakteristik Ocular Syphilis di Rumah Sakit Mata Cicendo, Bandung, Jawa Barat selama dua tahun.
Penelitian dilakukan, karena data mengenai penyakit ini masih minim di Indonesia. Selain itu, Rumah Sakit Cicendo sendiri masih belum memiliki data angka kejadian Ocular Syphilis.
Dalam penelitian tersebut, Grace meneliti karakteristik ocular syphili di Indonesia yang meliputi jenis kelamin apa yang sering terkena, usia berapa yang dominan, gejala apa yang terjadi pada mata, hingga apa saja obat-obatan yang diberikan.
“Tujuannya nanti kita bisa bandingkan hasil penelitian ini mengenai karakteristik ocular syphilis di Indonesia sama di negara lain, apakah sama, atau ada perbedaan antar satu negara dan lainnya,” ujarnya, Sabtu (03/06/2023).
Menurut Grace, ia sama sekali tidak menyangka akan menerima penghargaan. Bahkan, ada cerita lucu di balik kejadian ini.
Karena ia tidak mengharapkan apa-apa dalam kongres ini, ia hanya mengenakan setelan santai. Kendati demikian, ia merasa sangat bersyukur atas pencapaiannya.
“Sejujurnya kaget banget, sama sekali tidak menyangka karena peserta lain juga bagus (presentasinya). Saya kira hanya akan menikmati acara, tidak ada pemikiran bahwa akan dipanggil ke panggung. Tahu begitu saya akan memakai baju yang lebih formal,” candanya.
Lebih lanjut, Grace juga mengatakan, untuk mencapai prestasi tersebut harus melewati proses yang cukup panjang.
Baca Juga:
Nenek di Inggris Diselidiki Gara-gara Sering Menang Lotre
Awalnya, ia mengirimkan penelitiannya dalam bentuk abstrak melalui website Royal College of Opthalmologist.
Empat bulan berlalu, barulah Grace menerima e-mail yang menyatakan jika abstrak yang dikirimkannya termasuk dalam 185 teratas untuk kemudian disaring lagi menjadi 12 teratas.
Residen Ilmu Kesehatan Mata tersebut juga menyebutkan suka duka yang dialaminya dalam mengikuti kegiatan ini.
Ia banyak mendapat pengalaman serta relasi yang berharga dari berbagai negara. Selain itu, ia merasa bersyukur dapat mengharumkan nama baik Unpad dan Indonesia.
“Dukanya karena berangkat sendirian, jadi harus melakukan semua hal serba sendiri. Namun, lebih banyak sukanya, kok. Dukungan dari keluarga, guru, dan teman-teman sangat luar biasa sehingga saya tidak merasa sendiri,” bebernya.
Grace juga memaparkan, ia akan melakukan submit artikelnya di The Eye Journal milik Royal College.
Jurnal tersebut termasuk dalam Q1 di Scopus. Grace juga menyebutkan bahwa ia mendapatkan relasi baru dengan dokter dari UK yang memiliki kerja sama dengan Indonesia, khususnya untuk bantuan baksos operasi katarak.
“Jika nanti mereka ke Indonesia, mungkin nanti kita bisa ngobrol-ngobrol mengenai ide research selanjutnya dan saling bertukar pikiran,” tutupnya.
[Redaktur: Zahara Sitio]