WahanaNews.co | Diabetik makular edema termasuk penyebab kebutaan dan gangguan penglihatan pada pasien diabetes.
Padahal, Indonesia adalah negara dengan prevalensi penderita diabetes tertinggi kelima di dunia. Jumlah penderita diabetes di Indoensia diperkirakan mencapai 19,5 juta jiwa dan angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi 28,6 juta pada 2045.
Baca Juga:
Jenis Olahraga yang Tepat untuk Penderita Diabetes
Penyebab diabetik makular edema
Dalam hidupnya, satu dari tiga orang dengan diabetes akan mengalami komplikasi retinopati atau penyakit pembuluh darah mikro retina yang bersifat kronik, progresif dan mengancam penglihatan.
Hal ini diungkapkan oleh dr Dr. dr. Gitalisa Andayani, Sp.M(K), Dokter Spesialis Mata Konsultan RSCM, dalam media briefing yang diadakan oleh PT Bayer Indonesia, Selasa (11/10/2022).
Baca Juga:
Peringatan YLKI: Soda dan Teh Manis Kemasan Ancam Kesehatan, Cukai Dinilai Efektif
Pasalnya, tingginya kadar gula dalam darah merusak pembuluh darah yang memberikan suplai darah ke retina di belakang mata. Pembuluh darah retina lantas menjadi lemah, mudah
bocor dan menyebabkan pembengkakan dan penebalan retina.
Nah, apabila pembengkakan ini terjadi pada bagian makula yang merupakan bagian tengah rentina dan pusat penglihatan, maka kondisi ini disebut dengan diabetik makula edema (DME).
Efek buruk diabetik makula edema
Diabetik makula edema (DME) dapat menyebabkan perubahan penglihatan, seperti penglihatan kabur, tampak berkabut, warna tidak jelas atau bahkan terdapat daerah-daerah hitam.
Kemudian bila tidak segera diobati, DME dapat menyebabkan kebutaan.
Padahal, kehilangan penglihatan telah dikaitkan dengan:
Tingkat fungsi yang lebih buruk
Meningkatnya isolasi sosial
Depresi
Kecemasan
Pembatasan kegiatan sosial
Beban ekonomi bagi mereka yang bergantung pada penglihatan untuk bekerja
Studi juga telah mengaitkan pasien DME dengan risiko kejadian penyakit serebrovaskular yang 2 kali lipat lebih tinggi dan risiko infark miokard yang 2,5 kali lipat lebih tinggi.
Faktor risiko diabetik makula edema
Untungnya, kebutaan akibat DME bisa dihindari jika terdeteksi sejak dini dan pasien menurunkan faktor risikonya. Faktor risiko DME dapat dibagi menjadi dua, yakni faktor risiko konsisten dan faktor risiko non konsisten.
Faktor risiko konsisten antara lain:
Lamanya menderita diabetes
Hiperglikemia atau kadar HbA1c
Hipertensi
Hiperlipidemia
Kehamilan
Nefropati/Penyakit ginjal
Sementara itu, faktor risiko non konsisten antara lain:
Obesitas
Merokok
Konsumsi alkohol
Kurang aktif secara fisik
Tidur ngorok
Penyakit hati berlemak non-alkohol
Kadar prolaktin serum, adiponektin serum, dan
homosistein serum tinggi
Usia
Penyakit ginjal
Kehamilan
Sebagian anak muda sudah mulai menggunakan krim mata karena sejumlah faktor, termasuk terlalu banyak menatap layar dan kurang tidur.
Ada beberapa hal yang direkomendasikan oleh dokter untuk mengurangi risiko retinopati dan DME yang merupakan komplikasi diabetes:
1. Modifikasi gaya hidup
Gaya hidup sehat adalah kunci untuk mencegah terjadinya DME. Hidup sehat antara lain menjaga berat badan, berhenti merokok, makan makanan yang sehat dan berolahraga.
2. Kontrol glukosa darah
DME merupakan komplikasi dari diabetes, sehingga mengontrol glukosa darah harus dilakukan oleh semua pasien diabetes.
Secara umum Asosiasi Diabetik Amerika (ADA) merekomendasikan HbA1c kurang dari 7 persen pada kebanyakan pasien dengan diabetes tipe 2 untuk mengurangi kejadian penyakit mikrovaskuler seperti retinopati.
Namun, target individual mungkin berbeda sehingga Anda harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
3. Kontrol tekanan darah
Pada penelitian, kontrol tekanan darah intensif dikaitkan dengan penurunan 37% pada perubahan mikrovaskular akibat diabetes, termasuk retinopati.
Tekanan darah yang ideal adalah kurang dari 130/80 mmHg. Jika tekanan darah Anda sama dengan atau lebih dari 140/90 mmHg, maka berkonsultasilah dengan dokter untuk diterapi menggunakan obat.
4. Kontrol lemak darah
Penggunaan obat-obatan penurun kolesterol dikaitkan dengan penurunan risiko kumulatif retinopati dan DME secara signifikan.
Usahakan agar kadar LDL Anda kurang dari 100 mg/dl, HDL lebih dari 50 mg/dl dan triglycerides puasa kurang dari 150 mg/dl.
Selain itu, lakukan pemeriksaan mata secara berkala ke dokter. [rin]