WahanaNews.co | Trio
Fauqi Virdaus (22) bugar dan sehat, satu minggu sebelum disuntik vaksin
Covid-19. Hal ini diungkapkan kakak almarhum bernama Viki.
"Jangankan seminggu sebelum vaksin, dua bulan
sebelumnya juga sehat walafiat," kata Viki saat dihubungi, Senin
(10/5/2021) petang.
Baca Juga:
Pemkot Bogor Target Vaksinasi Booster Capai 30 Persen Sebelum Lebaran
Viki menyebut, Trio juga tidak memiliki penyakit
bawaan.
"Saya tegaskan tidak ada. Kalau luka fisik ada
pas kecil kesiram air teh di kulit. Riwayat penyakit paling flu, radang
tenggorokan, paling parah gejala tipus," kata Viki.
Kendati demikian, Viki mengakui, Trio terkadang sering pulang malam karena
pekerjaan.
"Karena dia pekerja lapangan, terkadang dia
pulang malam. Oleh sebab itu, saya menanyakan, sebelum divaksin, apa tidak
dicek dulu tekanan darahnya?" tanya Viki dilansir dari Kompas.com.
Baca Juga:
40.000 Vaksin Covid-19 Booster AstraZeneca Tiba di Solo
"Kalau alasannya kecapekan ya, atau kurang tidur
ya," imbuh dia.
Saat ini, keluarga masih menunggu pihak terkait untuk
perkembangan lebih lanjut.
Viki mengatakan, meninggalnya Trio sudah dilaporkan oleh keluarga ke Komisi
Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) sejak Kamis (6/5/2021).
Namun, Viki menyebut, respons Komnas KIPI masih nihil.
"Kalau kami enggak telepon, mereka enggak ada.
Respons mereka nihil," kata dia. Trio Fauqi meninggal dunia setelah satu
hari disuntik vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Viki mengatakan bahwa Trio divaksinasi pada Rabu (5/5/2021) dan mengembuskan
napas terakhir keesokan harinya.
"Berdasarkan keterangan dokter (vaksinnya) adalah
vaksin Astra Zeneca dan disuntikkan di Gelora Bung Karno," kata Viki.
Awalnya, pada Rabu sore, warga Buaran, Duren Sawit, Jakarta Timur itu pulang
selepas kerja.
"Sekitar pukul 16.00 WIB atau 16.30 WIB, adik
saya pulang ke rumah, seperti biasa pulang kerja lah," tutur Viki.
Namun, Trio mengeluhkan sesuatu. Trio menceritakan kepada keluarganya bahwa ia
baru saja disuntik vaksin.
"Badannya tidak enak. Biasa lah ya meriang,
demam, terus yang mengejutkan itu sakit kepala yang luar biasa. Sakit kepala
yang enggak biasa dia rasakan," lanjut Viki.
Ibu Trio sempat menawarkan obat analgesik, tetapi Trio
menolak lantaran takut.
"Pagi (keesokan) harinya, dia bangun, sahur, dan minta dibuatkan teh. Dia
berinteraksi dengan keluarga, bahwa kepalanya makin sakit," kata Viki.
Trio sempat meminta adiknya untuk memijat. Namun, demamnya semakin tinggi.
"Sampai dia mengalami shock. Kemudian dia
langsung jatuh dan dibawa ke rumah sakit," kata Viki.
Mengetahui bahwa Trio baru saja divaksin, pihak rumah
sakit sempat menyarankan keluarga agar membawa Trio ke rumah sakit yang lebih
besar.
"Tetapi dengan kondisi itu tidak memungkinkan,
sudah panik," tutur Viki. Akhirnya, ada dokter yang memeriksa denyut nadi
dan mata Trio.
"Ditempel alat dan dinyatakan adik saya sudah
meninggal dunia. Tepatnya pukul 12.30 WIB, hari Kamis," kata Viki.
Saat ini, pihak keluarga masih menunggu penjelasan
dari pihak berwenang soal meninggalnya Trio.
Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
(Komnas KIPI) Hindra Irawan Satari mengatakan, pihaknya belum mendapatkan cukup
bukti untuk mengaitkan meninggalnya pemuda asal Jakarta dengan vaksinasi
Covid-19.
"Komnas bersama Komda DKI sudah audit bersama pada
Jumat yang lalu, dan internal Komnas kemarin sore menyimpulkan bahwa belum
cukup bukti untuk mengaitkan KIPI ini dengan imunisasi, Oleh karena itu masih
perlu dilakukan investigasi lebih lanjut," kata Hindra dikutip dari laman resmi
Kemenkes RI, Senin (10/5/2021).
Untuk diketahui, Komnas KIPI adalah lembaga kredibel
dan independen yang memiliki fungsi dalam mengawasi pelaksanaan vaksinasi
khusus untuk kejadian ikutan pasca imunisasi.
Hingga saat ini, berdasarkan data Komnas KIPI belum
pernah ada kejadian orang yang meninggal dunia akibat vaksinasi Covid-19 di
Indonesia.
Dalam beberapa kasus sebelumnya, meninggalnya orang
yang statusnya telah divaksinasi Covid-19 adalah karena penyebab lain, bukan
akibat dari vaksinasi yang diterimanya. (Tio)