WahanaNews.co | Tiga
karakteristik varian baru virus corona yang bermutasi di Inggris dengan nama
ilmiah VUI 202012/01, dipaparkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Ketiga
karakteristik itu merupakan hasil penelitian dan analisis dari pakar kesehatan.
Baca Juga:
Menkes Umumkan 3 Pasien Omicron Meninggal Dunia
Kendati demikian, Budi tetap meminta kepada masyarakat untuk
tidak cepat mengambil kesimpulan. Sebab perkara mutasi virus ini mengalami
perkembangan, sehingga perlu kajian dan pengamatan secara ilmiah.
"Virus ini memang terbukti lebih mudah menular.
Kemudian virus ini, mutasi ini tidak terbukti lebih parah atau lebih fatal, dan
virus ini terbukti bisa dideteksi dengan alat deteksi yang ada, jadi swab
antigen atau PCR," kata Budi dalam konferensi pers yang disiarkan melalui
kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (29/12).
Namun selanjutnya, ia pun mengaku masih belum bisa
memastikan apakah varian baru virus corona mutasi Inggris itu sudah ditemukan
di Indonesia atau belum.
Baca Juga:
Ini Alasan Omicron Tak Mematikan Seperti Delta
Budi mengatakan belum bisa mengambil kesimpulan, sebab
sejauh ini pihaknya masih harus melakukan pemeriksaan melalui whole genom
sequencing (WGS) atau pengurutan seluruh rangkaian DNA adalah prosedur laboratorium
untuk menentukan urutan genom/DNA suatu organisme.
"Nah, pertanyaannya apakah strain virus ada di
Indonesia? Sampai sekarang kita belum tahu. Karena untuk bisa mendeteksi strain
virus, harus dilakukan whole genome sequencing, harus sequence genetic information
dari virus ini," lanjutnya.
Terpisah, Direktur Direktorat Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi
menegaskan, cara paling tepat untuk mendeteksi strain daripada virus mutasi
Inggris ini adalah dengan teknis WGS.
Nadia mengatakan pihaknya telah mengirim sampel Covid-19
warga negara Indonesia ke lembaga Global Initiative on Sharing All Influenza
Data (GISAID). GISAID adalah sebuah lembaga bank data yang saat ini menjadi
acuan untuk data genom virus corona SARS-CoV-2.
"Harus pakai genom sequencing kalau mau kenal virus
mutasi ini. Tetapi yang disampaikan Pak Menteri, maksudnya adalah dengan PCR
sekarang, masih bisa mendeteksi Covid-19 atau tidak," kata Nadia, Selasa
(29/12).
Senada dengan Budi, Nadia menyebut Kemenkes telah
berkoordinasi dengan berbagai laboratorium dalam negeri maupun luar negeri
untuk mengidentifikasi kemungkinan mutasi virus corona Inggris ini terjadi di
tanah air.
Ia juga telah meminta setiap rumah sakit mengirimkan sampel
pasien Covid-19 kepada beberapa laboratorium milik Kemenkes.
"Dari 11 laboratorium yang melaksanakan dan melaporkan
ke platform namanya GISAID. Akan tetapi koordinator utamanya itu yang mewakili
negara ya Litbang," jelasnya.
Nadia sekaligus menjelaskan sampel yang dikirim merupakan
sampel acak dari berbagai spesimen dari penyintas covid-19 yang tersebar di
berbagai provinsi Indonesia. Sejauh ini, pihaknya belum menerima laporan
adanya mutasi virus Inggris tersebut dalam sampel yang telah dikirimkan. [qnt]