WahanaNews.co, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa proses transplantasi organ di Indonesia telah menjadi lebih mudah berkat keberadaan Undang-Undang Kesehatan yang disetujui oleh Komisi X DPR RI.
"Dengan adanya regulasi ini, sekarang terbuka kesempatan untuk melakukan transpalansi di Indonesia," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Minggu.
Baca Juga:
Strategi Menuju Indonesia Emas, Menkes: Menjaga Orang Sehat, Bukan Mengobati Orang Sakit
Budi mengungkapkan banyak warga Indonesia yang sakit dan harus mendapatkan penanganan transpalansi organ, namun layanan itu tidak bisa dilakukan di dalam negeri.
Kementerian Kesehatan telah menunjuk 17 rumah sakit pemerintah untuk mengembangkan transpalansi organ, seperti ginjal, kornea, dan lain-lain.
"Undang-undang sudah diperbaiki, sehingga proses transpalansi organ menjadi lebih mudah," kata Budi.
Baca Juga:
Kata Menkes Soal Konsep Kesehatan yang Tepat: Bukan Mengobati yang Sakit
Kementerian Kesehatan sedang menggandeng berbagai pihak, termasuk organisasi keagamaan untuk melakukan sosialisasi perihal transpalansi.
Menurut Budi, kolaborasi dengan organisasi agama penting agar pemahaman mendonorkan organ mendapatkan dukungan.
Saat ini obat-obatan terkait transpalansi belum lengkap di Indonesia. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan menjadikan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) sebagai rumah sakit pengampu untuk mendapatkan obat-obatan tersebut.
"Kami juga sudah menyusun 17 rumah sakit yang bisa transpalansi, yaitu mulai dari ambil organnya maupun memasukkan organnya," kata Budi.
Ketua DPD RI periode 2017-2019, Oesman Sapta Odang, yang merupakan mantan pasien transplantasi ginjal menceritakan dirinya sempat berpikir untuk melakukan transpalansi ke luar negeri. Namun, saat itu dunia dilanda pandemi COVID-19, dan dia memutuskan melakukan transpalansi di Tanah Air.
Oesman melakukan transpalansi ginjal di RSCM dan memperoleh donor ginjal dari salah satu anggota keluarganya. Operasi itu berhasil dilakukan.
"Dua bulan kemudian saya sudah seperti sekarang ini, sering lihat tidak muka saya kayak lebih muda dari yang dulu. Itu karena transpalansi ginjal," ujarnya.
Oesman mengungkapkan Indonesia mempunyai banyak dokter spesial organ dalam yang kualitasnya tidak kalah dengan dokter-dokter rumah sakit di luar negeri.
Dia mengimbau semua pasien yang membutuhkan transpalansi organ untuk berobat di dalam negeri. "Setelah saya melakukan (transpalansi) itu pada 4 Oktober 2021, luar biasa. Saya sampai menyesal, sempat berpikir tentang (operasi) ke luar negeri. Kualitas dokter-dokter kita tidak kalah," ucap Oesman.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena juga sependapat dengan pernyataan Oesman tersebut. Menurut dia, kualitas hasil transplantasi di Indonesia merupakan salah satu yang terbaik.
"Kita kan selalu bicara cintai produk dalam negeri dan kualitas transpalansi ginjal dan hati kita saat ini termasuk juga terbaik di Asia Tenggara, dan bahkan Asia," pungkas Emanuel.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]