“Sewaktu berkunjung ke Afrika, saya lihat masyarakat setempat mengonsumsi minyak sawit merah yang tidak melalui proses rafinasi dan deodorisasi. Dari situ saya lihat, orang Afrika jarang menggunakan kacamata,” ujarnya.
Menurut dia, kandungan vitamin E di dalam minyak sawit dalam bentuk tocotrienol, sejatinya lebih tinggi dibandingkan minyak nabati lain.
Baca Juga:
Realisasi Investasi di Nagan Raya Aceh Tahun 2023 Naik Rp3,7 Triliun
"Potensi antioksidan jauh lebih tinggi dari minyak nabati lainnnya. Sebagai antioksidan, kekuatan tokotrienol minyak sawit 16 kali lebih tinggi daripada tokoferol,” katanya.
Lemak jenuh di dalam minyak sawit sangatlah bagus bagi tubuh manusia, tambahnya, secara tidak sadar, masyarakat mengonsumsi virgin coconut oil yang kadar lemak jenuhnya mencapai 90 persen. Di dalam Air Susu Ibu (ASI), kadar lemak jenuh mencapai 37 persen.
“Masyarakat seharusnya tidak perlu takut mengonsumsi lemak jenuh karena sedari kecil sudah ada dalam tubuh melalui ASI,” katanya.
Baca Juga:
Polresta Bandung Ringkus Pelaku Penyalahgunaan BBM Subsidi Jenis Solar di Bojongsoang
Ia mengatakan Virgin Red Palm Oil atau minyak sawit merah dapat ditambahkan ke makanan dan minuman. Sebagai contoh, mie instan dapat diberikan tambahan minyak sawit merah, juga dapat ditambahkan ke kue kering, kue basah, dan kopi susu.
"Dari uji laboratorium, kue kering yang menggunakan Virgin Palm oil mengandung betakaroten sebesar 45 IU. Alhasil mengandung vitamin E lebih tinggi karena vitamin E tahan terhadap suhu tinggi,” ujar Darmono.
Direktur Industri Agro Kementerian Perindustrian RI Putu Juli Ardika menambahkan kandungan nutrisi di dalam minyak sawit sangat mendukung pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat.