WahanaNews.co | Dewasa ini banyak sekali suami istri yang ingin mendapatkan anak, namun sayangnya banyak diantara mereka kesulitan mendapatkan sang buah hati.
Penyebabnya karena gaya hidup yang tak sehat, sehingga suami atau istri jadi kurang subur.
Baca Juga:
Kesulitan Berhenti Merokok? Konsultasi Psikiater dan Ahli Kesehatan Jiwa di Klinik
Penyebab ketidaksuburan bisa terjadi karena polusi udara, stres, dan gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, minum-minuman keras alias mabuk-mabukan, atau makan makanan yang tidak sehat. Kesulitan kehamilan juga bisa disebabkan karena embrio yang lemah.
Direktur Scientific Morula IVF Indonesia, Prof Arief Boediono PhD menjelaskan, selama ini penyebab kasus kemandulan (infertilitas) di Indonesia masih menyudutkan istri sebagai pihak yang bermasalah. Padahal, 30 persen kasus fertilitas juga ditentukan oleh kualitas embrio dari suami.
Ditambahkan, penyebab kasus fertilitas itu beragam. Pengalaman menunjukkan sekitar 30 persen berasal dari istri, 30 persen dari suami, 30 persen dari suami dan istri dan 10 persen karena faktor yang tidak diketahui.
Baca Juga:
3 Cara Berhenti Merokok di Momen Ramadan
"Karena itu, penting bagi pasangan untuk memeriksakan diri ke dokter jika 1-2 tahun tak kunjung hamil setelah pernikahan. Karena indung telur pada perempuan juga punya batas waktu," katanya.
Untuk mengatasi hal itu, ujar Prof Arief Boediono PhD, dibutuhkan teknologi yang dapat mendeteksi masalah kromosom pada embrio. Hal itu untuk mencegah terjadinya keguguran pada pasien ibu dan calon bayi tabung.
"Karena embrio yang dimasukkan ke dalam rahim merupakan kualitas terbaik maka tingkat keberhasilan hamil lebih tinggi dan bayi juga terhindar dari penyakit genetik," ujarnya.
Selain memanfaatkan teknologi medis, suami dan istri harus memiliki gaya hidup yang sehat jika ingin memiliki anak. Kurangi merokok dan minum-minuman keras. [sdy]