WahanaNews.co | Selama
pandemi corona, vaksin Sinovac merupakan yang pertama digunakan oleh Indonesia.
Vaksin ini juga menjadi yang paling banyak diberikan kepada masyarakat,
termasuk tenaga kesehatan.
Baca Juga:
Dinas Kesehatan Yogyakarta Targetkan 30.702 Anak Terima Imunisasi Polio pada PIN 2024
Akan tetapi, imunogenisitas vaksin Sinovac ini akan menurun
setelah 6 bulan usai penyuntikan. Hal tersebut disampaikan oleh Guru Besar FK
Universitas Padjadjaran Prof Kusnandi Rusmil.
Oleh sebab itu, kata Prof Kusnandi, penyuntikan ulang atau
suntikan ketiga nantinya dianjurkan untuk dilakukan terhadap para penerima
vaksin ini.
"Sinovac setelah 6 bulan itu turun, sehingga memang
rencananya setelah 6 bulan harus disuntik ulang," kata Prof Kusnandi
kepada kumparan, Jumat (16/7).
Baca Juga:
Pemkab Batang, Massifkan Pencegahan Kasus Flu Singapura (HFMD)
Kendati demikian, ia menganjurkan hal ini dilakukan apabila
sudah banyak masyarakat yang divaksinasi. Dosis ketiga diberikan apabila penyuntikan
kepada masyarakat lain yang belum divaksin sudah dilakukan.
Tepatnya, kata dia, dalam kondisi COVID-19 sudah menjadi
penyakit endemi layaknya influenza.
"Kayak vaksinasi influenza aja. [Kalau] nanti lama-lama
penyakit ini jadi endemis, harapan kita gitu, kayak influenza. Jadi kita sudah
biasa menghadapi vaksin dan tubuh kita sudah mulai kebal. Kalau endemi kan kita
sudah mulai kebal, sekarang kan masih pandemi," tutur Prof Kusnandi.
Di sisi lain, Prof Kusnandi mengatakan pengulangan vaksinasi
tak harus pakai Sinovac. Ia menyatakan seseorang boleh divaksin corona dengan
merek yang berbeda-beda tiap tahunnya.
Misalnya di tahun pertama pakai vaksin Sinovac, sementara di
tahun kedua memakai vaksin Pfizer. Sebab menurut dia, semua vaksin COVID-19
memiliki fungsi yang sama.
"Boleh. Karena kita semua sudah punya reseptor untuk
menangkap rangsangan virus COVID-19. Apa itu Sinovac, Moderna, AstraZeneca,
atau Pfizer itu sama-sama bikin reseptor sehingga tubuh kita itu mempunyai
reseptor untuk membentuk antibodi. Jadi semua akan bentuk antibodi,"
sambungnya.
Vaksin Sinovac adalah salah satu vaksin yang efikasinya
paling rendah dari merek lainnya yakni 65%. Tenaga kesehatan adalah sasaran
pertama vaksinasi Sinovac di RI, sehingga rata-rata nakes sudah mendapatkan
dosis penuh vaksin tersebut.
Namun seiring tingginya lonjakan kasus COVID-19, banyak
nakes yang terpapar COVID-19 bahkan sampai wafat meski sudah divaksin. Oleh
sebab itu, pemerintah memutuskan memulai program suntikan ketiga sebagai
booster bagi nakes pakai Moderna pekan ini.
"Memang diperlukan itu [dosis ke-3], karena hasil uji
klinis menunjukkan kadarnya [imun] akan turun [setelah menerima dosis
ke-2]," pungkas Prof Kusnandi. [qnt]