WahanaNews.co | Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran resmi tidak beroperasi lagi. Ini tentu menjadi kabar gembira bagi semuanya, karena situasi Covid-19 di Indonesia dinilai sudah lebih baik.
Namun, bagaimana dengan para pasien Covid-19?
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, mengatakan penggunaan RSDC Wisma Atlet hanya untuk situasi darurat.
Artinya para pasien Covid-19 akan dialihkan ke Rumah Sakit rujukan Covid-19.
"Iya RS sudah bisa tangani. Kan itu hanya untuk kondisi darurat (RSDC Wisma Atlet," jelas dr Nadia, beberapa waktu lalu.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
Sebagaimana diketahui, RSDC Wisma Atlet dijadikan rumah sakit (RS) darurat penanggulangan Covid-19 oleh pemerintah sejak 2020. Dengan kapasitas sekitar 24.000 orang.
Melansir dari laman Kominfo, Pemerintah sendiri menyiapkan empat tower di Wisma Atlet Kemayoran dengan peruntukan yang berbeda-beda.
Mulai dari Tower 1 berkapasitas 650 unit (1.750 orang) diperuntukkan sebagai Posko Gugus Tugas Covid-19.
Kemudian Tower 3 berkapasitas 650 unit (1.750 orang) akan digunakan untuk dokter dan tenaga paramedis.
Tower 6 dan tower 7 akan dipergunakan sebagai rumah sakit darurat, masing-masing berkapasitas 650 unit (1.750 orang) dan 886 unit (2.458 orang).
Sebelumnya, kabar penutupan RSDC Wisma Atlet ini disampaikan Kapuskes TNI Mayjen dr Guntoro bahwa ini tanda kondisi lebih baik, seiring melandainya kasus Covid-19 di Indonesia khususnya DKI Jakarta dan sekitarnya.
"Perpanjangan ini berakhir hari ini, 31 Maret 2023. Alhamdulillah, hari ini kita telah sampai pada akhir perjuangan merawat pasien Covid-19," kata Kapuskes TNI dr Guntoro dalam sambutannya di acara penutupan operasional RSDC Wisma Atlet Kemayoran.
Kemudian, alat-alat kesehatan, terutama peralatan ICU yang sempat dipakai untuk menangani pasien Covid-19, kata Guntoro akan dihibahkan ke sejumlah rumah sakit. Sebab, kalau disimpan tanpa perawatan ada kemungkinan alat akan rusak.
"Kalau alat medis yang seharusnya mereka alat yang bisa ditempatkan di rumah sakit akan kita hibahkan ke rumah sakit. Seperti alat ICU kan tidak mungkin di simpan disini terlantar begitu saja nanti akan rusak. Itu yang akan kita hibahkan atau mungkin sampai statusnya jelas kalau perlu kami pinjamkan karena ada beberapa rumah sakit meminta daripada rusak sementara kita hibahkan," ujarnya. [Tio/OZ]