WahanaNews.co | Pernahkah mendengar istilah PPOK? PPOK adalah singkatan dari Penyakit Paru Obstruktif Kronik. PPOK merupakan klasifikasi luas dari gangguan yang mencakup bronkitis kronik, bronkiektasis, emfisema, dan asma yang merupakan kondisi irreversibel yang berakitan dengan dispnea saat aktivitas dan penurunan aliran masuk serta keluarnya udara dari paru-paru.
Berdasarkan sumber dari buku yang berjudul Upaya Peningkatan Penyakit Paru Obstruktif Kronik karya Ari, PPOK merupakan salah satu kelainan paru-paru yang ditandai dengan gangguan fungsi paruberupa memanjangnya periode ekspirasi akibat penyempitan saluran napas.
Baca Juga:
Pasien Asma Jangan Gunakan Obat Jenis SABA Berlebihan, Begini Penjelasannya
Masih dari sumber yang sama, beberapa gejala yang biasanya terlihat pada penderita PPOK yang muncul setelah lima sampai sepuluh tahun merokok adalah batu yang disertai lendir.Batuk ini pada awalnya dianggap sebagai batuk biasa dan ringan.
Selain itu, sering pula terjadi sakit kepala dan pilek. Pada saat pilek, dahak menjadi kuning atau hijau karena ada nanah akibat infeksi sekunder oleh bakteri. Gejala ini akan semakin sering terasa seiring berjalannya waktu.
Berdasarkan sumber dari buku yang berjudul sama, berikut beberapa penyebab dari PPOK yang bisa kita hindari.
Baca Juga:
57,5 Persen Pasien di Indonesia Masih Alami Serangan Asma
1. Kebiasaan merokok
Seperti yang kita ketahui bersama, kebiasaan merokok adalah salah satu kebiasaan yang buruk dan dapat memberikan dampak negatif bagi kehidupan.
Merokok sendiri merupakan faktor risiko yang paling umum pada penderita PPOK. Perokok memiliki prevalensi paling tinggi untuk mengalami gejala gangguan pernapasan dan penurunan fungsi paru.
Selain perokok aktif, paparan asap rokok bagi perokok pasif juga dapat menjadi faktor risiko terjadinya angguan pernapasan dan PPOK karena partikel dan gas yang masuk ke dalam pernapasan.
2. Polusi oleh zat-zat produksi
Berdasarkan penelitian Cohort Longitudinal menunjukkan bahwa ada hubungan antara polusi udara dan penurunan pertumbuhan fungsi paru di usia anak-anak hingga remaja.
Hubungan ini diamati dengan ditemukannya karbon hitam di makrofag pada saluran pernapasan dan penurunan fungsi paru.
Oleh karena itu, anak-anak dan remaja atau orang yang sudah lanjut usia tidak seharusnya terlalu sering terpapar polusi oleh zat-zat produksi yang biasa dihasilkan di kota-kota besar.
3. Faktor genetik
Risiko genetik memang tidak bisa terlepas dari sebuah penyakit tertentu, termasuk dalam PPOK. Risiko genetik terhadap keterbatasan bernapas telah diamati pada orang-orang terdekat dari penderita PPOK berat yang juga perokok.
Faktor risiko genetik yang pernah ditemukan adalah adanya defisiensi berat antitripsin alfa-1 yang merupakan inhibitor dari sirkulasi serin protease.
Meskipun hal ini hanya relavan pada sedikit populasi di dunia, tetapi hal ini tetap cukup menggambarkan interaksi antara genetik dan paparan lingkungan yang dapat menyebabkan PPOK.
Nah itulah 3 penyebab dari PPOK yang sebenarnya bisa kita hindari. Kita bisa menjaga kesehatan paru dan alat pernapasan dengan rajin berolahraga serta menghindari faktor risiko seperti merokok. [ast]