WahanaNews.co | Menteri
BUMN Erick Thohir menyebutkan, pihaknya sudah mengestimasikan, sebanyak 3,5 juta dosis vaksin corona Sinopharm akan
tiba di Indonesia bulan Maret 2021. Rencananya, vaksin ini akan digunakan dalam
program vaksinasi mandiri atau gotong royong.
Baca Juga:
RI Kirimkan Bantuan 10 Juta Dosis Vaksin Polio ke Afghanistan
Namun sebelum digunakan, vaksin Sinopharm tetap harus
mendapat izin edar darurat dari BPOM. Jadi, setelah nanti tiba BPOM akan
melakukan pengecekan dan evaluasi, baru setelah itu terbitkan emergency use
authorization (EUA).
Nah, sebelum vaksin Sinopharm nanti akhirnya digunakan,
kumparan mengingatkan lagi soal detail tentang vaksin ini. Dari mulai
efektivitas hingga perkiraan harga.
Baca Juga:
Pemerintah Indonesia Salurkan Hibah Vaksin Polio ke Afganistan
Metode:
Inactivated virus, mengembangkan vaksin dari virus SARS-CoV-2
yang dimatikan. Jadi, vaksin Sinopharm harus disuntikkan 2 kali.
Sebelum masuk ke fase uji klinis III di sejumlah negara
seperti Uni Emirat Arab, vaksin Sinopharm digunakan pada pejabat China,
pelajar, dan pekerja yang bepergian.
Uji coba Sinopharm di UEA merupakan kerja sama antara China
National Biotech Group (CNBG) dan perusahaan teknologi UEA G42, dan dinas
kesehatan Abu Dhabi.
Sinopharm mengeklaim individu yang melakukan vaksin virus
corona telah melakukan perjalanan ke lebih dari 150 negara dan belum ada kasus
temuan infeksi.
Efikasi atau Khasiat:
Data interim atau sementara memperlihatkan efektivitas
vaksin Sinopharm untuk melawan virus corona mencapai 86 persen.
Pengumuman itu disampaikan Pemerintah UEA yang menggelar uji
klinis III sejak Juli lalu. Pemerintah setempat juga sudah mengeluarkan izin
penggunaan darurat.
"Analisis menunjukkan tingkat antibodi penawar serokonversi
sebesar 99 persen dan 100 persen efektif untuk mencegah kasus sedang dan
parah," kata Kementerian Kesehatan UEA seperti dikutip dari Reuters.
Namun kabar terbaru, setelah disuntikkan ada efek samping
alergi yang dirasakan relawan.
"Kemarin malam kami melihat ada dua kasus reaksi alergi
(usai penyuntikan Pfizer)," kata Kepala Badan Regulator Obat dan Fasilitas
Medis Inggris June Raine seperti dikutip dari Reuters.
Raine memastikan, pihaknya akan melakukan penyelidikan
mendalam kenapa alergi tersebut muncul usai vaksinasi dilakukan.
"Bila kami ingin memperkuat informasi, kini kami hanya
mendapat dari kelompok rentan dan segelintir
yang jadi prioritas, kami harus mendapatkan itu dari lapangan,"
ucapnya.
Perkiraan Harga:
Dikutip dari Reuters, harga vaksin corona yang sedang
dikembangkan Sinopharm Group, jauh lebih mahal dari yang dibuat Sinovac ataupun
vaksin pabrikan China lainnya.
Chairman Sinopharm, Liu Jingzhen, mengatakan harga vaksin
buatannya kelak diprediksi tak lebih dari 1.000 yuan atau sekitar Rp 2,16 juta
untuk dua kali suntikan. [dhn]