WahanaNews.co | Indonesia
akan memulai vaksinasi massal pada akhir tahun 2020, untuk mengendalikan
penyebaran virus corona. Hal ini disampaikan
Presiden Jokowi saat wawancara bersama Reuters, Jumat (13/11).
Baca Juga:
Jokowi Dikabarkan Kritis dan Masuk RS, Ternyata Cuma Video Lama di Malioboro
Jokowi menjelaskan, sudah ada rencana lanjutan untuk
mendistribusikan vaksin ke seluruh negeri.
Jika persetujuan telah diberikan oleh Badan Pengawas Obat
dan Makanan (BPOM), maka artinya negara terpadat keempat di dunia yang memiliki
populasi dengan 270 juta orang, akan menjadi yang salah satu negara pertama di
dunia yang memulai vaksinasi corona.
"Kami harapkan vaksinasi bisa dimulai akhir tahun ini
menyusul serangkaian tes yang dilakukan BPOM," kata Jokowi.
Baca Juga:
Tanpa Nama Jokowi, Tiga Kandidat Berebut Kursi Ketum PSI Via E-Voting 12–18 Juli
Indonesia menjadi negara dengan kasus infeksi virus corona
terbanyak di Asia Tenggara. Pada Jumat dilaporkan 5.444 kasus baru yang menjadi
rekor penambahan terbanyak. Maka kini total kasus positif COVID-19 berjumlah
457.735 orang dengan 15.037 kematian.
Para ahli kesehatan memperingatkan angka-angka itu
kemungkinan akan lebih tinggi karena tingkat pengujian yang rendah.
"Kami akan menekan kasus-kasus itu agar tetap flat dan
kemudian kami akan menekannya dengan vaksin," lanjut Jokowi.
Jokowi menambahkan, bahwa memastikan keamanan vaksin adalah
prioritas. Tenaga medis, polisi, dan militer akan menjadi yang pertama menerima
vaksin ketika vaksinasi dimulai.
Sementara itu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan
Investasi Luhut Pandjaitan mengatakan bahwa pemerintah mengharapkan persetujuan
BPOM pada minggu pertama Desember.
Setelah mendapat persetujuan Indonesia akan memulai
vaksinasi dua minggu kemudian.
Vaksin yang diproduksi oleh Sinovac dan Sinopharm China
dijadwalkan untuk digunakan pada tahap awal.
Tahun ini, perusahaan akan menyediakan 18 juta vaksin,
termasuk 15 juta yang akan diproduksi oleh Bio Farma.
Secara keseluruhan, Indonesia memiliki kesepakatan untuk
lebih dari 250 juta dosis hingga akhir 2021.
Jumlah ini termasuk 30 juta yang diproduksi oleh perusahaan
AS Novavax, seperti yang disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Airlangga Hartarto. [dhn]