WahanaNews.co | Perubahan hormon pada masa kehamilan trjasdi secara alamiah. Kondisi ini dapat memengaruhi berbagai aspek. Salah satunya adalah memicu terjadinya sakit maag atau dispepsia yaitu sekumpulan gejala gangguan pencernaan.
Misalnya seperti perut mulas, muntah, mual, hingga sensasi terbakar di dada atau heartburn. Nah, mengingat maag rentan terjadi selama kehamilan sebaiknya ibu ketahui pilihan obat maag yang aman untuk bumil.
Baca Juga:
Tanda-Tanda Anak Cerdas Sejak dalam Kandungan
Tak Hanya Disebabkan Oleh Hormon
Memang salah satu penyebab utama maag selama kehamilan adalah pengaruh hormonal. Namun, gangguan pencernaan seperti maag juga dapat timbul akibat beberapa faktor lain, yaitu:
- Bayi yang semakin tumbuh dan membesar mulai menekan perut.
Baca Juga:
Bappenas Sebut Prabowo Akan Bentuk Badan Khusus Pengurus Makan Bergizi Gratis
- Otot-otot antara perut dan kerongkongan rileks, memungkinkan asam lambung naik kembali.
- Terlalu banyak mengonsumsi makanan pedas selama kehamilan.
Selain itu, frekuensi gangguan pencernaan juga mungkin akan meningkat selama kehamilan jika:
- Ibu sering mengalami gangguan pencernaan sebelum hamil.
- Masa kehamilan sudah memasuki tahapan akhir sebelum kelahiran atau trimester terakhir.
Pilihan Obat Maag yang Aman untuk Bumil
Ada beberapa jenis obat yang diketahui aman bagi ibu hamil untuk mengatasi gangguan pencernaan seperti sakit maag. Meski demikian, penting untuk terlebih dahulu berdiskusi dengan dokter terkait penggunaannya. Berikut adalah obat tersebut:
1. Obat Golongan Antasida
Golongan obat ini bekerja dengan cara menetralkan asam di perut. Selain ada yang diresepkan, obat-obatan antasida juga banyak yang dijual secara bebas. Secara umum, antasida mampu mengatasi sakit atau rasa tidak nyaman pada perut, kembung akibat gas, atau sendawa yang berlebihan.
2. Obat Alginat
Golongan obat alginat diketahui dapat meredakan gangguan pencernaan yang disebabkan oleh refluks asam. Obat ini bekerja dengan cara menghentikan asam di perut agar tidak naik kembali ke kerongkongan seseorang.
Ibu mungkin hanya perlu mengonsumsi antasida dan alginat saat mulai mengalami gejala. Namun, dokter mungkin akan menyarankan untuk meminumnya sebelum gejala muncul. Misalnya sebelum makan atau sebelum tidur. Selain itu, pastikan untuk memberitahu dokter obat atau suplemen lain yang saat ini juga dikonsumsi. Sebagai contoh, jika ibu saat ini sedang mengonsumsi suplemen zat besi, jangan meminumnya bersamaan dengan antasida. Lantaran obat golongan antasida dapat menghambat penyerapan zat besi pada tubuh.
Jika antasida dan alginat tidak membuat gejala maag membaik, dokter juga mungkin meresepkan obat untuk mengurangi jumlah asam di perut. Ada dua obat yang banyak digunakan selama kehamilan dan tidak diketahui berbahaya bagi bayi yang belum lahir, yaitu:
Ranitidin. Obat jenis tablet yang biasanya perlu diminum dua kali sehari.
Omeprazole. Berbentuk tablet yang perlu diminum sekali sehari.
Perawatan Rumahan yang Dapat Dilakukan
Selain konsumsi obat, gejala maag yang ringan juga dapat diturunkan dengan beberapa perawatan rumahan berikut:
1. Perubahan Pola Makan
Penting untuk mengonsumsi makanan sehat dengan porsi yang moderat. Meski saat hamil ibu tertarik untuk makan lebih banyak dari biasanya, hal ini perlu dikurangi. Sebab, kekenyangan dapat memicu maag dan mungkin tidak baik untuk ibu atau bayi yang dikandung. Pastikan juga untuk membatasi minuman yang mengandung kafein dan makanan pedas atau berlemak.
2. Tetap tegak
Duduk tegak saat tengah makan karena hal ini dapat menghilangkan tekanan dari perut. Sementara itu, ibu juga perlu menopang kepala dan bahu saat tidur untuk menghentikan asam lambung naik saat tidur.
Itulah beberapa obat maag yang aman digunakan selama kehamilan. Jika maag tak kunjung membaik, segeralah periksakan kondisi kesehatan ibu. [rna]