WahanaNews.co | Berdasarkan data per 2 Januari 2024 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kasus Sub varian Covid-19, JN.1 tercatat sebanyak 149 kasus.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, mengatakan, kasus sub varian JN.1 paling banyak didominasi di DKI Jakarta yakni sebesar 126 kasus.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
Dari 114 kasus di DKI Jakarta, Jakarta Selatan tercatat sebanyak 42 kasus, Jakarta Barat 18 kasus, Jakarta Utara 18 kasus, Jakarta Timur sebesar 12 kasus, Jakarta Pusat 6 kasus, dan Jakarta Utara sebanyak 6 kasus.
Sementara itu, kasus sub Varian JN.1 lainnya terkonfirmasi di Batam sebanyak 7 kasus, Tarakan 6 kasus. Kemudian Medan ditemukan sebanyak 4 kasus, Pekanbaru 4 kasus dan Bandung ditemukan sebanyak 2 kasus.
Januari 2024 diprediksi jadi Puncak Kasus JN.1 Sebelumnya pada 22 Desember 2023 lalu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa subvarian JN.1 cukup mendominasi untuk kasus COVID-19 di Indonesia.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
"Nah ini kita wajib waspadai, dan ini kan datangnya dari luar negeri. Subvarian JN.1 yang banyak juga terjadi di luar negeri. Kebetulan hasil sekuensnya kita terhadap JN.1 ini memang naik tadinya hanya 1 persen ya, di minggu ke-2 November naik ke 19 persen, di minggu ke-3 November, kemudian di awal Desember ini sudah 43 persen. Dari varian yang ada di Indonesia ini JN.1," jelas Menkes.
Menkes sendiri memperkirakan Januari 2024 menjadi puncak kasus sub varian JN.1 di Indonesia.
"Kalau diprediksi puncaknya kita lihat karena 43 persen itu naik dari 19 persen di minggu pertama Desember. Jadi kenaikannya pesat, artinya ini mendominasi varian yang ada. Kalau pengalaman kita di sebelum-sebelumnya begitu dia sampai 80 persen, di atas 80 persen itu peak-nya tercapai," ungkapnya.