WahanaNews.co | Seorang individu cenderung mengalami tingkat kewaspadaan yang berbeda dari hari ke hari lainnya, sementara itu juga berbeda dari individu lain dalam rata-rata tingkat kewaspadaan hariannya.
Mengutip Medical News Today, sebuah studi longitudinal baru-baru ini menunjukkan bahwa profil tidur malam sebelumnya, aktivisat fisik pada hari sebelumnya, dan komposisi gizi sarapan dikaitkan dengan variasi harian dalam tingkat kewaspadaan pagi seseorang.
Baca Juga:
Tembakan Israel Tewaskan Aktivis AS, Blinken Geram dan Tuntut Reformasi di Tepi Barat
Studi tersebut juga menemukan bahwa faktor non-gentik, termasuk suasana hati, kualitas tidur, usia dan frekuensi asupan makanan harian, memprediksi perbedaan kelelahan atau tidak berenergi di pagi hari diantara individu. Berikut 3 faktor yang menyebabkan seseorang sering lelah di pagi hari.
1. Durasi tidur dan aktivitas fisik
Para peneliti memeriksa dampak dari empat faktor yang ditentukan. Mereka menilai dampak profil tidur malam sebelumnya, komposisi gizi sarapan, dan kadar gula darah setelah sarapan terhadap penurunan kesadaran saat pagi.
Baca Juga:
Polisi Ungkap Aktivitas Pelaku dan Korban Mutilasi Sleman di Kamar Kos Tak Wajar
Berdasarkan penelitiannya, secara khusus ketika seseorang tidur lebih lama dari biasanya atau bangun lebih lambat dari waktu biasanya, mereka cenderung menunjukkan tingkat lelah yang lebih tinggi keesokan paginya. Adanya tingkat aktivitas fisik yang lebih tinggi pada hari sebelumnya juga dikaitkan dengan peningkatan lelah di pagi hari.
Hanya tingkat aktivitas fisik selama 10 jam paling aktif di hari sebelumnya yang berkorelasi positif dengan tingkat penurunan kesadaran saat pagi. Sebaliknya, aktivitas fisik pada malam hari dikaitkan dengan kelelahan pagi yang lebih rendah.
2. Makan pagi dan nutrisi
Para peneliti kemudian meneliti dampak komposisi makronutrien sarapan terhadap kelelahan yang terjadi di pagi hari. Peneliti membandingkan tingkat energi peserta setelah mengonsumsi masing-masing makanan ini dengan setelah mengonsumsi korbohidrat dan protein tingkat sedang.
Menurut hasil penelitian tersebut, diantara makanan yang dikonsumsi sehari-hari berbeda yang diberikan kepada para peserta yang mengonsumsi sarapan tinggi karbohidrat.
Orang yang mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah yang tinggi akan cenderung lebih merasa lelah daripada makanan lain.
Sebaliknya, sarapan berprotein tinggi dikaitkan dengan tingkat energi di pagi hari yang lebih rendah daripada makanan lain. Adanya perubahan kadar glukosa (gula) darah setelah konsumsi sarapan memengaruhi tingkat energi di pagi hari.
3. Perbedaan antar individu
Para peneliti telah menemukan bahwa suasana hari yang positif, usia yang lebih tua, frekuensi makan yang lebih rendah di siang hari, dan kualitas tidur yang lebih baik merupakan prediktor tingkat energi harian rata-rata individu.
Selain itu, hasil penelitian juga menjelaskan bahwa faktor genetik memiliki dampak kecil pada kelelahan yang sering dialami pada pagi hari.
Itulah alasan kenapa sering kelelahan di pagi hari. Semoga bermanfaat. [ast]