Orang yang baru pulih dari terinfeksi virus Corona juga rentan mengalami masalah postural orthostatic tachycardia syndrome, dimana meski tidak secara langsung merupakan masalah jantung, tetapi masalah neurologis yang mempengaruhi bagian sistem saraf yang mengatur detak jantung dan aliran darah.
"Sindrom ini dapat menyebabkan detak jantung yang cepat ketika Anda berdiri, yang dapat menyebabkan kabut otak, kelelahan, palpitasi, pusing, dan gejala lainnya.
Baca Juga:
Tukar Pengalaman, RS Adam Malik dan Arab Saudi Targetkan Operasi 15 Pasien Jantung
Terkait dengan kemungkinan terjadinya serangan jantung pada mereka yang baru sembuh dari Covid-19, Post berujar bahwa serangan jantung memiliki beberapa bentuk yang berbeda.
Seperti misalnya, serangan jantung tipe 1, yang disebabkan oleh gumpalan darah yang menghalangi salah satu arteri jantung, jarang terjadi selama atau setelah infeksi Covid-19.
Sedangkan serangan jantung tipe 2 lebih sering terjadi pada Covid-19. Serangan jantung ini dapat disebabkan oleh peningkatan stres pada jantung, seperti detak jantung yang cepat, kadar oksigen darah yang rendah atau anemia, karena otot jantung tidak mendapatkan cukup oksigen yang dikirim dalam darah untuk melakukan pekerjaan ekstra ini.
Baca Juga:
Lukas Enembe Sempat Tolak Cuci Darah di RSPAD Gatot Soebroto
"Kami telah melihat ini pada orang dengan penyakit Coronavirus akut, tetapi kurang umum pada mereka yang selamat dari penyakit." ujarnya.
Ada sejumlah kondisi yang harus diwaspadai terkait permasalahan pada jantung, di antaranya:
1. Pembacaan saturasi oksigen di bawah 92%