WAHANANEWS.CO, Jakarta - Setiap empat menit, satu warga Indonesia meninggal dunia akibat tuberkulosis (TB).
Fakta mengkhawatirkan ini disampaikan Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Hasbi, dalam acara peluncuran Gerakan Desa dan Kelurahan Siaga Tuberkulosis di Jakarta Timur, Jumat (9/5/2025).
Baca Juga:
Dinkes Kabupaten Tangerang Ungkap 8.941 Warganya Menderita TBC
“Penyakit ini telah mengambil nyawa penduduk dan menyulitkan warga Indonesia untuk bergabung sebagai masyarakat global dan menjalin bisnis. Sementara, kita pengen melompat menjadi sebuah negara yang maju. Tapi, negara maju itu hanya bisa, syaratnya, sumber dayanya juga berkualitas," ujar Hasan Hasbi.
Ia menjelaskan bahwa TB berdampak tidak hanya secara kesehatan, tetapi juga ekonomi.
Salah satu contohnya adalah syarat surat keterangan bebas TB untuk melakukan perjalanan ke Jepang.
Baca Juga:
Pekerja yang Terdiagnosis TBC Tak Bisa Di-PHK Sepihak oleh Perusahaan
Dampaknya pun tidak hanya dirasakan oleh penderita, tetapi juga oleh negara secara keseluruhan.
Untuk itu, pemerintah menetapkan program eliminasi TB sebagai salah satu inisiatif prioritas dalam sektor kesehatan, sejajar dengan pembangunan rumah sakit berkualitas di berbagai wilayah.
Melalui program skrining TB dan pemeriksaan kesehatan gratis, diharapkan penderita dapat dideteksi sejak dini.
Hasan juga mengimbau masyarakat, terutama pengurus RW, untuk aktif mendampingi pasien selama masa pengobatan.
"Kalau ada warga yang terkena TBC, jangan biarkan dia sendirian. Karena nanti, dua bulan dia ngerasa enak, dia berhenti minum obat, jadi gak sembuh,” tegasnya.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]