WAHANANEWS.CO, Jakarta - Gangguan pada lambung bukan hanya menimbulkan rasa tidak nyaman, tapi juga bisa berdampak serius jika memicu kondisi seperti laryngopharyngeal reflux (LPR) maupun gastroesophageal reflux disease (GERD).
Meski sering disamakan, keduanya punya karakteristik berbeda dan membutuhkan pendekatan pengobatan yang tak sama.
Baca Juga:
PDPOTJI Ungkap Konsumsi Madu Bisa Bantu Redakan Gangguan Lambung
LPR terjadi ketika asam lambung naik hingga ke bagian atas tenggorokan, yakni laring (kotak suara) dan faring.
Berbeda dari GERD yang biasanya hanya menyebabkan asam lambung naik sampai kerongkongan, LPR bisa memengaruhi area tenggorokan, suara, bahkan bagian belakang hidung.
Dilansir dari laman Rumah Sakit EMC, berikut beberapa gejala yang umum dialami penderita LPR:
Baca Juga:
Cuka Apel untuk Asam Lambung: Obat Ajaib atau Bom Waktu di Perutmu?
1. Nyeri atau Tidak Nyaman di Tenggorokan
Penderita sering merasakan sensasi terbakar, nyeri, atau seperti ada yang mengganjal saat menelan.
2. Batuk yang Tak Kunjung Sembuh
Batuk kronis, terutama yang muncul malam hari atau sesudah makan, menjadi salah satu tanda utama LPR.
3. Perubahan Kualitas Suara
Serak, suara bergetar, atau keras secara tidak wajar bisa terjadi karena iritasi di sekitar pita suara akibat paparan asam lambung.
4. Rasa Terbakar di Tenggorokan
Gejala ini mirip dengan sensasi heartburn pada GERD, namun lokasinya lebih tinggi, yaitu di bagian belakang tenggorokan.
Faktor Penyebab LPR yang Perlu Diwaspadai
Beberapa pemicu utama LPR meliputi:
- Melemahnya Sfingter Esofagus Atas
Otot berbentuk cincin yang seharusnya menahan asam lambung di perut bisa menjadi lemah, memungkinkan asam naik ke tenggorokan.
- Kebiasaan Makan yang Buruk
Konsumsi makanan pedas, berlemak, asam, serta minuman berkafein terbukti memicu produksi asam lambung berlebih.
- Gaya Hidup Tidak Sehat
Merokok dan konsumsi alkohol dapat menurunkan fungsi sfingter esofagus serta meningkatkan refluks asam.
- Kelebihan Berat Badan
Obesitas memberikan tekanan tambahan pada lambung yang memicu naiknya asam ke tenggorokan.
Tak semua penderita LPR mengalami gejala yang nyata. Beberapa hanya menunjukkan batuk berkepanjangan atau suara serak yang sering dikira sebagai gejala alergi atau radang biasa.
Karena itu, penting untuk mengenali ciri-ciri LPR dan segera berkonsultasi ke dokter spesialis THT jika gejala menetap.
Pengobatan LPR bertujuan mencegah kerusakan saluran pernapasan dan meredakan iritasi.
Dokter biasanya meresepkan obat seperti antasida atau PPI (proton pump inhibitor) untuk membantu mengurangi produksi asam lambung.
Lebih dari sekadar minum obat, perubahan gaya hidup menjadi kunci keberhasilan penanganan jangka panjang.
Menghindari pemicu, menjaga berat badan ideal, dan berhenti merokok adalah langkah penting untuk mencegah kekambuhan.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]