WahanaNews.co | Masyarakat diingatkan agar dapat mengetahui bahaya penggunaan tempat makan atau minum berbahan plastik polycarbonat (PC) yang mengandung senyawa bisphenol A atau zat BPA untuk bayi, balita, dan janin pada ibu hamil.
Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Sulastri, menyoroti pentingnya mengedukasi masayarakat soal bahaya produk kemasan plastik yang mengandung bisphenol A (BPA).
Baca Juga:
Mudahkan Pelanggan Bayar Listrik, PLN Mobile Jalin Kolaborasi dengan MotionPay
"Konsumen berhak mendapatkan informasi yang jelas terkait kemasan plastik yang bisa membahayakan konsumen, dan konsumen berhak mendapatkan keamanan dan keselamatan," ujar Sulastri, dalam keterangan tertulis, Rabu (15/9/2021).
Dengan demikian, YLKI menyebut perlu ada satu label yang menyatakan apakah produk tersebut berbahaya atau tidak, agar konsumen tahu.
Sulastri berujar, semua produk yang mengandung zat berbahaya harus diberi label, baik itu produk kemasan makanan, air minum maupun maianan anak-anak.
Baca Juga:
Wamendag Roro Serahkan Penghargaan Perlindungan Konsumen 2024 kepada Para Kepala Daerah
"Jika itu tidak diberikan informasi atau pelabelan tentu akan sangat merugikan konsumen,” ujarnya.
Lanjutnya, selama ini terdapat beberapa kelompok masyarakat yang menyuarakan pelabelan terhadap barang-barang atau kemasan yang mengandung zat BPA yang berbahaya buat kesehatan janin, anak, dan ibu hamil.
Maka dari itu, YLKI sangat setuju dengan pelabelan ini, sepanjang yang diuntungkan adalah masyarakat atau konsumen.
“Sangat setuju (pelabelan). Buat kami sepanjang ada penelitiannya dan itu ternyata tidak aman buat masyarakat maka negara yang punya wewenang untuk melakukan dalam pengawasan harus hadir. Karena bayi dan anak-anak adalah masa depan kita. Jangan sampai kena racun dari sedini mungkin, kalau perlu bebas racun, karena akan menjadi satu paket dalam pembangunan nasional,” ungkapnya.
Bukan hanya itu, Sulastri menggarisbawahi bahwa bukan hanya kemasan plastik yang mengandung zat BPA saja yang harus dilabeli.
"Tetapi secara lebih luas lagi konsumen juga perlu adanya informasi terkait makanan dan minuman," jelasnya. [dhn]