WahanaNews.co | Perilaku tidak pantas dilakukan sekelompok siswa SMP 3 Berbah Sleman Yogyakarta. Mereka kedapatan berpesta minuman keras setelah selesai mengikuti kegiatan paska penilaian akhir semester.
Kepala Sekolah SMPN 3 Berbah, Elly Yuswarini membenarkan adanya peristiwa tersebut. Namun aksi minum minuman keras tersebut sebenarnya sudah terjadi beberapa pekan yang lalu dan para siswa tersebut sudah menjalani sanksi.
"Kami kirim mereka ke pondok pesantren untuk memberi efek jera. Mereka di sana selama sepekan,"kata Elly, Jumat (6/1/2023).
Baca Juga:
4 Orang Tewas Akibat Pesta Miras Oplosan di Semarang, Pengoplos Uji Rasa Buat Usaha
Elly menuturkan, peristiwa tersebut bermula ketika ada 3 siswa dari sekolah lain yang sengaja datang ke sekolah tersebut. Mereka masuk ke sekolah melalui pintu gerbang belakang yang memang terbuka. Saat itu pintu gerbang belakang tengah diperbaiki.
Para civitas sekolah tersebut tidak begitu memperhatikan aktivitas siswa di pintu gerbang belakang. Pasalnya sebagian besar berada di bagian depan sekolah tersebut untuk mengikuti kegiatan yang diselenggarakan paska penilaian akhir semester.
"Satu dari tiga siswa sekolah lain ini membujuk untuk minum miras" kata dia.
Baca Juga:
Diduga Pesta Miras, 11 Perempuan Digerebek Polisi Syariat Aceh
Elly mengklaim, aksi minuman keras tersebut urung dilakukan karena stafnya langsung mengenali ketiga siswa dari luar tersebut. Sehingga mereka langsung bisa menangani para siswa tersebut dengan memberikan penjelasan.
Pihak sekolah kemudian memanggi orangtua para siswa yang terlibat aksi minum minuman keras tersebut. Antara pihak sekolah dengan orangtua siswa sepakat mengirim para siswa untuk belajar di Pondok Pesantren.
"Mereka di pondok selama sepekan, dan tidak boleh memegang handphone. Tapi ada siswa yang saya sanksi 2 Minggu, dia yang ngajak," tambahnya
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Ery Widaryani menambahkan setidaknya ada 16 siswa yang turut mengkonsumsi miras. Aksi minum minuman keras tersebut berlangsung tanggal 22 Desember 2022 dan dilakukan di kelas.
"Ide awal minuman keras itu berasal dari salah satu siswa yang mengajak temannya. Awalnya ditolak namun akhirnya menurutinya. Kemudian ada satu siswa yang membeli miras," ungkap dia
Ada beberapa siswa yang sengaja minum minuman keras. Namun ada beberapa diantaranya yang turut menenggak miras karena dipaksa kemudian ada yang memang karena ingin coba-coba.
Saat itu pihak sekolah memergoki apa yang dilakukab para siswa. Mereka kemudian memanggil orangtua siswa dan disepakati untuk mengirim para siswa ke pondok pesantren. Pihak orangtua siswa juga sepakat membayar biaya Rp300 ribu untuk biaya selama di Pondok Pesantren.
"Kami harap ini memberi efek jera. Dan tidak terulang lagi peristiwa yang sama," kata dia. [sdy]