WAHANANEWS.CO, Surabaya - Seorang wanita berinisial ML (23) ditangkap setelah melakukan pembegalan terhadap seorang sopir taksi online di kawasan Gunung Anyar Tambak, Surabaya.
Wanita asal Ende, Nusa Tenggara Timur ini nekad melakukan aksinya karena membutuhkan uang untuk berlibur ke Australia.
Baca Juga:
Bunyikan Klakson, Sopir Taksi Online Lolos dari Pembegalan
Polisi Gunung Anyar berhasil mengamankan ML dan segera melakukan interogasi. Kapolsek Gunung Anyar, Iptu Sumianto Harsya Fahroni, mengungkapkan bahwa ML mengaku ingin bekerja di Australia dan memerlukan dana untuk bisa ke sana.
ML, yang sehari-hari tinggal bersama kakaknya di apartemen Amor, merantau ke Surabaya untuk kuliah.
Sejak tahun 2022, ia tidak memiliki pekerjaan, dan perasaan bosan serta kesulitan mencari pekerjaan mendorongnya untuk merencanakan perjalanan ke Australia.
Baca Juga:
Pria di Jember Habisi Pacar yang Hamil 2 Bulan
Menurutnya, untuk bekerja di sana, ia harus memiliki sejumlah uang.
"Dia mendapat informasi bahwa untuk bekerja di sana (Australia) harus menyiapkan sejumlah dana," kata Harsya.
Karena tidak memiliki tabungan, ML memutuskan untuk mencari uang dengan cara membegal sebuah mobil.
Ia mendapatkan informasi bahwa mobil tanpa surat bisa dijual seharga Rp 50 juta. Rencananya, uang hasil penjualan mobil itu akan digunakan untuk liburan sekaligus bekerja di Australia.
Meskipun begitu, polisi memastikan bahwa ML belum pernah berurusan dengan penadah.
Korban, Pudjiono, tidak menduga dirinya akan menjadi target pembegalan. Aksi itu terjadi pada pagi hari, saat ML memesan taksi online dan duduk di kursi belakang tanpa menimbulkan kecurigaan.
Di daerah yang sepi, ML tiba-tiba menjerat leher sopir dengan tali. Ketika korban melawan, pelaku menusukkan pisau ke wajah dan leher korban.
Pelaku yang panik sempat berkendara dengan kecepatan tinggi hingga menabrak mobil lain di sebuah perumahan. Jarak antara tempat kejadian dan lokasi pelaku diamankan hanya sekitar 200 meter.
Saat ini, ML berada dalam tahanan Polsek Gunung Anyar, sementara korban dievakuasi ke rumah sakit untuk perawatan.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]