WahanaNews.co | Menanggapi maraknya aksi bajing loncat, Kapolda
Sumut, Irjen Pol Martuani Sormin, meminta kepada seluruh jajaran Polres dan Polsek
agar dapat bergerak cepat mengamankan para pelaku kejahatan ini.
Bila perlu, kata dia, para pelaku itu ditembak
mati, lantaran sudah meresahkan masyarakat.
Baca Juga:
Perang Melawan Narkoba: Polda Sumut Ungkap 32 Kasus dan Sita 201 Kg Sabu, 272 Kg Ganja serta 40.000 butir Ekstasi
"Saya perintahkan, tegaskan,
untuk memberikan ketegasan,
tepat
dan terukur," ucapnya.
Kawanan bajing loncat ini
memang kembali beraksi dan membuat
resah masyarakat yang melintas di jalan sepi dan minim penerangan.
Dalam dua hari terakhir, para bajing loncat menggasak mobil
ekspedisi dari lokasi berbeda.
Baca Juga:
Lengkap Penderitaan ! Jalan Rusak Sampah Menumpuk Tepat dibelakang Telkom Kota Perdagangan
Para bajing loncat menggasak mobil yang membawa barang
perusahaan pengiriman ekspedisi dari Medan menuju Aceh, di Jalan Megawati
Binjai-Langkat,
dengan korban armada JNE Aceh, Rabu (23/12/2020), sekitar pukul 02.00 WIB.
Sehari berselang, kawanan bajing loncat kembali beraksi di Jalan
Batang Kuis.
Korbannya armada ekspedisi DBM, mengangkut barang JNE menuju Bandara Kualanamu,
Kamis (24/12/2020),
sekitar pukul 01.00 WIB.
Sekjend Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Express Indonesia (Asperindo) Sumatera Utara, Fikri Alhaq Fachryana, mengatakan, para bajing loncat membobol pintu belakang.
"Modusnya itu, mereka membuka kunci atau gembok bahkan
palang pengamanan. Kami
mendapati kehilangan, setelah pintu sudah terbuka," kata Fikri, Kamis
(24/12/2020).
"Pada saat kejadian tentu sopir juga tidak melihat. Biasa mereka naik sepeda motor berboncengan atau
barang-barang besar menggunakan mobil," sambungnya.
Dijelaskan Fikri, setelah berhasil membuka pintu para pelaku
biasa melemparkan barang dan nanti dikumpulkan kembali.
Bajing loncat biasa melakukan aksinya dini hari saat kondisi
jalanan sepi.
Fikri mengatakan,
unit
yang hilang dicuri kawanan bajing loncat itu beragam.
"Paling besar nilainya televisi, ada 2 unit. Pertama
TV 55 inch dan kedua TV 40 inch," kata Fikri.
Fikri mengatakan, untuk peristiwa pertama, Rabu (23/12/2020), sekitar pukul 02.00 WIB, ada sekitar 12 unit barang
yang dicuri kawanan bajing loncat.
"Salah satunya ya TV yang paling mahal," katanya.
Untuk kejadian kedua, Kamis (24/12/2020), sekitar pukul 01.00 WIB, Fikri mengatakan, jumlah kerugian lebih banyak.
"Paling mahal untuk kejadian kedua sama, TV juga. Sisanya
ada HP, pakaian dan lainnya," ujarnya.
"Kalau peristiwa pertama di total kerugian kita sekitar Rp
25 juta. Untuk kejadian kedua, kami belum bisa mendetail,
tapi diperkirakan sekitar Rp 100 jutaan karena barang yang hilang banyak,"
ungkapnya.
Bukan Cuma Kerugian Materi
Kerugian yang dirasakan pihak ekspedisi sebenarnya bukan hanya
soal materi, tapi kerugian berbentuk pertanggungjawaban kepada para pelanggan.
Di mana pihak ekspedisi harus mengganti secara keseluruhan
barang yang hilang dicuri oleh bajing loncat tersebut.
"Karena itu kan barang pelanggan. Ada yang barang pribadi dan jual beli online. Masyarakat juga ikut dirugikan atas peristiwa
ini," tuturnya.
Fikri mengatakan,
dua
bulan lalu kawanan bajing loncat sangat marak beraksi mencuri barang-barang
dari mobil pengangkutan ekspedisi.
"Dua bulan lalu marak, dan saking maraknya hampir setiap minggu
ada saja. Bahkan bisa sampai dua kali terjadi. Saat itu kami sudah melakukan langkah-langkah,"
kata Fikri.
"Seperti melaporkan ke kepolisian dan mencoba audiensi
dengan Polda Sumut, tapi belum ada dijadwalkan kapan bisa bertemu. Padahal kami sudah berkali-kali meminta audiensi. Tapi belum ada ditangkap para pelaku bajing loncat
tersebut," tambahnya.
Fikri menyebut,
langkah terakhir yang mereka lakukan karena tidak ada tanggapan dari pihak
berwajib adalah dengan memviralkan kasus tersebut.
"Setelah viral sempat reda aksi bajing loncat. Nah ini kejadian lagi selama dua hari
berturut-turut," bebernya.
Perusahaan ekspedisi sebenarnya sudah maksimal lakukan
pencegahan terhadap bajing loncat.
"Mobil-mobil ekspedisi sebenarnya sudah dilengkapi dengan
kunci ganda termasuk palang. Tapi
bajing loncat sepertinya sudah pintar," kata Fikri.
"Mereka biasanya gunakan zat kimia untuk menghancurkan
palang dan besi. Sehingga
palang pembatas jadi tidak ada fungsinya," ungkap Fikri.
Dijelaskan Fikri, efek zat kimia besi-besi seperti gembok dan
palang pembatas yang digunakan hancur.
Karena mereka juga tidak mungkin menggunakan gerinda untuk
membongkar besi.
Fikri menambahkan bahwa tempat kejadian sebenarnya di daerah
situ-situ saja. Seperti jalur ke Bandara Kualanamu, Underpass Jalan
AH Nasution, Jalan Megawati serta kawasan Brayan.
"Harapan kami pemerintah dan pihak yang berwajib serius
menangani kasus ini. Kalau
tempatnya disitu-situ saja kan penjagaan bisa diperketat seperti mendirikan pos
pengamanan polisi yang berjaga 24 jam," harapnya.
Terkait membuat laporan, Fikri mengaku setiap ada kejadian
pihaknya sudah membuat laporan.
"Tapi tidak pernah ada penyelesaian," jelasnya. [dhn]