"Kebaikan saya disalahartikan dikira saya suka. Dan saya pernah menolak pelaku dan dia mencoba untuk mendekati saya pada 2014-2015, namun saya tolak dengan baik," ucapnya.
Sejak saat itu, Adi diduga membuat ratusan akun media sosial di Instagram dan Twitter atau X. Nyaris setiap hari dia mengirimkan pesan bernada godaan dan pelecehan ke Nimas. Pelaku bahkan mengirimkan foto alat vitalnya ke korban.
Baca Juga:
Pj Bupati Tapteng : Guru Harus Jadi Cermin Kebaikan
"Enggak menghitung [berapa pesan teror]. Kadang sehari tiga kali twit. Kadang sebulan berapa. Kadang dalam seminggu selalu ada. Ada foto-foto kelamin," ucapnya.
Tak hanya di media sosial, Adi juga meneror Nimas secara langsung, yakni dengan berdiri di depan kediaman korban sejak dini hari dan hingga pagi. Dia juga sempat melempar barang ke rumah korban.
"Paling terburuk tahun 2018. Dia pernah melempar jam tangan mati, dan surat cinta. Saya bakar jam 06.00 WIB pagi. Dia pernah jam 01.00 WIB pagi dia di depan rumah, berdiri sampai jam 04.00 WIB subuh," ucapnya.
Baca Juga:
HUT Ke-78 RI, Ronal Sihotang Ajak Rekan Juang Jadi Agen Perubahan dan Terus Melakukan Kebaikan untuk Masyarakat
Nimas mengatakan, keluarganya sudah pernah memperingati Adi secara langsung agar tak lagi meneror korban. Namun hal itu tak mempan. Pelaku terus melanjutkan perbuatannya sehingga ia kini dilaporkan ke polisi.
Sementara itu,Kasubdit V Siber Ditreskrimsus Polda Jatim AKBP Charles Tampubolon mengatakan terduga pelaku teror telah ditangkap di rumahnya kawasan Lebraon pada Jumat (17/5) alam setelah jajarannya menerima laporan dari Nimas.
"Setelah menerima laporan kami mengambil keterangan klarifikasi dari korban. Dan kami profiling terduga dan kami melakukan penjemputan," kata Charles di Mapolda Jatim, Sabtu (18/5).