WahanaNews.co | TikTokers Emboy Yasandra (27) alias Popo Barbie diduga ahli psikolog mengalami gangguan berupa disforia gender dan eksibisionisme. Sebab Popo sebelumnya berperilaku sebagai perempuan, dan belakangan ini nekat live di media sosial saat masturbasi bersama manekin.
"Ada kemungkinan mengalami gender disforia gender, yaitu gangguan pada identitasnya. Dia berjenis kelamin laki-laki, tetapi dia merasa bahwa dirinya itu memiliki peranan lawan jenisnya. Dia merubah penampilan yang berlawanan dari jenis kelamin," kata Dini Darmayanti, seorang psikolog, kepada CNNIndonesia.com, dilansir Selasa (4/7/2023).
Baca Juga:
Waspadai Orang Manipulatif, Kenali Tanda dan Trik Manipulator di Sekitar Kita
Disforia gender, ujar Dini, timbul karena faktor biologis dan faktor sosial. Secara biologis terdapat gangguan hormon. Sedangkan faktor sosial dan psikologisnya, pengidap gangguan ini membutuhkan penerimaan dan pengakuan atas dirinya.
"Ini bisa saja dilakukan untuk diperhatikan, menjadi pusat perhatian atau menjadi orang yang fenomenal yang tidak sesuai dengan norma-norma. Sehingga akhirnya, dapat memilih melakukan tindakan itu," ujarnya.
Kelanjutannya, pengidap disforia gender dapat mengarah ke eksibisionisme, sehingga ingin menunjukkan kelaminnya pada orang-orang demi meraih kepuasan.
Baca Juga:
Psikolog Sebut Hukuman Fisik Bukan Cara Tepat Perbaiki Perilaku Anak
"Dia mengalami ejakulasinya itu, dan mendapatkan kepuasan ketika orang-orang melihat. Kalau saya baca, bukan kali ini saja ya dia memamerkan alat vitalnya," kata Dini.
Penyebab timbulnya eksibisionisme, ujar Dini, itu bisa saja karena faktor anti sosial dan pengalaman traumatik.
"Orang yang eksibisionisme, biasanya orang terdekat sering mempermalukan yang akhirnya itu menimbulkan trauma. Sehingga memunculkan sifat narsistik, keinginan menjadi pusat perhatian dan dikagumi," katanya.
Berdasarkan keterangan kepolisian, Popo nekat menampilkan masturbasi dengan manekin agar mendapatkan jumlah viewers yang besar dan meraih keuntungan. Bagi Dini, faktor ekonomi itu bisa saja benar. Namun, tindakan itu tidak akan terwujud tanpa dorongan lain seperti penyimpangan.
"Jadi apakah soal ekonomi saja? Yang pasti tidak hanya satu berbagai faktor seperti yang saya jelaskan tadi," ujarnya.
Namun, Popo mengalami gender disforia gender dan eksibisionisme masih sebatas dugaan sementara. Sejauh ini Popo belum menjalani tes kejiwaan.
Jika dugaan itu benar, Popo harus diberikan asesmen pendampingan psikologis untuk sembuh dari perilaku itu.
"Juga dukungan keluarga sebagai support system. Dia juga butuh rehabilitasi," ujarnya.
Sementara itu, kepolisian masih memeriksa Popo secara intensif. Kasat Reskrim Polres Kerinci AKP Edi Mardi menyampaikan kemungkinan pria pengangguran itu akan menjalankan tes kejiwaan.
"Kami masih melakukan pemeriksaan intensif. Jika diperlukan, kami akan berkoordinasi dengan pimpinan untuk melakukan pemeriksaan kejiwaan," ujarnya.
Sebelumnya Popo yang merupakan warga Air Hangat, Kabupaten Kerinci, Jambi, nekat membuat hingga menyebarkan video masturbasi bersama manekin di media sosial.
Video ini sempat dipromosikan sebagai status WA dan kemudian terus menyebar. Pihak kepolisian akan berkoordinasi dengan Dinas Kominfo untuk menghentikan penyebaran konten pornografi itu.
Popo sempat berbohong status WA itu bukan dirinya yang membuat dan ponselnya hilang. Namun, ternyata ponsel bermerek IPhone ini tidak hilang dan sekarang disita sebagai barang bukti.
Karena perbuatannya, Popo dikenakan Pasal 29 Jo pasal 4 ayat 1 huruf c Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2008 tentang Pornografi dan / atau Pasal 45 ayat 1 Jo 27 pasal ayat 1 Undang-undang RI Nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-undang RI Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
[Redaktur: Alpredo]